Kajian Pascakolonial terhadap Korupsi Politik dan Demokrasi Elektoral di Timor Leste
GEMBONG HANUNG, Raras Cahyafitri, S.I.P., M.Sc.
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Skripsi ini membahas kemunculan korupsi politik di Timor Leste dan pengaruhnya bagi demokrasi elektoral. Dengan menggunakan pendekatan pascakolonial, penulis berargumen bahwa korupsi politik muncul sebagai warisan kolonial Portugis dan Indonesia yang diadopsi menjadi sebuah strategi bagi elite politik untuk mengamankan kekuasaan di ranah elektoral. Pendekatan ini mampu menjelaskan bagaimana elite politik di Timor Leste mengadopsi kesamaan karakter koruptif yang dimiliki oleh subjek penjajah, yakni Portugis dan Indonesia. Dalam skripsi ini, penulis menganalisis pengadopsian tersebut dengan menggunakan teori mimikri yang dicetuskan oleh Homi Bhabha. Di tengah perluasan kompetisi politik di Timor Leste, elite politik menyamarkan korupsi dengan memori resistansi dan tujuan-tujuan pembangunan. Alhasil, elite politik mampu mengapropriasi korupsi sebagai strategi untuk mengaktifkan sistem politik, meningkatkan partisipasi pemilih, dan membangun rivalitas elektoral yang mana ketiganya mencirikan sebuah demokrasi elektoral yang mapan.
This thesis analyzes the emergence of political corruption in Timor-Leste and its impact on electoral democracy. By utilizing the postcolonial approach, the writer argues that political corruption emerges as a colonial legacy of Portugal and Indonesia, which is then adopted as a strategy for political elites to secure power in the electoral sphere. This approach aptly explains how Timorese elites adopted similar corrupt characteristics of colonizers, Portugal and Indonesia. In this thesis, the writer examines these adaptation practices by applying Homi Bhabha’s mimicry theory. Amid the widespread political competition in Timor-Leste, political corruption is being disguised by Timorese elites using memories of resistance and development goals. Consequently, Timorese elites appropriate corruption as a strategy to activate the political system, increase voter participation, and build electoral rivalry. These practices mark a well-established electoral democracy.
Kata Kunci : Timor Leste, korupsi politik, demokrasi elektoral, mimikri