Laporkan Masalah

Pengaruh Kombinasi Biochar Bambu dan Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Jagung Manis di Andisol Ngablak, Magelang

MUHAMMAD RAIHAN ADRA, Prof. Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.P., M.Sc., IPU.; Dr. Agr. Makruf Nurudin, S.P., M.P.

2024 | Skripsi | ILMU TANAH

Fosfor (P) menjadi salah satu hara makro esensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya. Gejala yang ditampakkan tanaman apabila kekurangan hara P adalah daun tanaman akan berwarna keunguan, perakaran tanaman dangkal dan penyebaran yang sempit, serta batang akan menjadi lemah. Andisol yang didominasi mineral amorf seperti alofan, imogilit, ferihidrit dan oksida-oksida hidrat Al dan Fe menyebabkan tanah ini memiliki permasalahan pada jerapan P yang cukup tinggi. Kandungan bahan organik yang cukup tinggi akan meningkatkan pH tanah, sehingga dengan pH tinggi P-tersedia akan meningkat karena Al dan Fe akan direduksi oleh ion OH- dan asam organik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kombinasi biochar bambu dan pupuk kompos terhadap ketersediaan hara P. Penelitian dilakukan di lahan tanah Andisol Ngablak, Magelang dan laboratorium Departemen Tanah UGM pada bulan Januari 2024 hingga Juli 2024. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) non-faktorial yaitu kombinasi pengaplikasian biochar bambu dan pupuk kompos dengan 3 ulangan. Aplikasi biochar bambu dengan pemberian 3 taraf perlakuan yaitu B0: 0 ton/ha, B1: 5 ton/ha, dan B2: 10 ton/ha. Aplikasi pupuk kompos dengan pemberian 3 taraf perlakuan yaitu K0: 0 ton/ha, K1: 250 kg/ha, dan K2: 500 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi biochar bambu dan pupuk kompos tidak berbeda nyata pada serapan P daun dan tongkol. Namun menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada efisiensi serapan P dan efisiensi agronomi tanaman jagung manis. Perlakuan terbaik adalah dosis B2K2 (biochar dosis 10 ton/ha dan pupuk kompos dosis 500 kg/ha) karena mampu meningkatkan pH H2O, KPK, P-tersedia, tinggi tanaman, serapan P tongkol, dan produktivitas tanaman jagung manis.

Phosphorus (P) is one of the essential macro-nutrients required by plants for growth processes. Symptoms of P deficiency in plants include purpling of leaves, shallow root development with limited spread, and weakened stems. Andisols dominated by amorphous minerals such as allophane, imogolite, ferrihydrite, and hydrated Al and Fe oxides fase challenges with high P sorption capacity. High organic matter content increases soil pH, enhancing P availability as Al and Fe are reduced by OH- ions and organic acids. This study aimed to assess the impact of bamboo biochar and compost fertilizer combinations on P availability. The research was conducted in Ngablak Andisols, Magelang, and at the Soil Department laboratory, Universitas Gadjah Mada, from January 2024 to July 2024. The experimental design used was a non-factorial Complete Randomized Block Design (CRBD) with combinations of bamboo biochar and compost fertilizer, each with three replicates. Bamboo biochar was applied at three levels: B0 (0 ton/ha), B1 (5 ton/ha), and B2 (10 ton/ha). Compost fertilizer was applied at three levels: K0 (0 ton/ha), K1 (250 kg/ha), and K2 (500 kg/ha). Results indicated no significant difference in leaf and cob P uptake among the biochar and compost treatments. However, significant differences were observed in P uptake efficiency and agronomic efficiency of sweet corn. The optimal treatment was B2K2 (10 ton/ha biochar and 500 kg/ha compost fertilizer) which increased H2O pH, cation exchange capacity (CEC), P availability, plant height, cob P uptake, and sweet corn productivity.

Kata Kunci : Serapan P, Biochar Bambu, Pupuk Kompos, Andisol, Jagung Manis

  1. S1-2024-462452-abstract.pdf  
  2. S1-2024-462452-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-462452-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-462452-title.pdf