Laporkan Masalah

Pemuda Sebagai Pekerja Migran Indonesia: Studi Mengenai Tren Kalangan Pemuda Asal Ponorogo Bekerja di Jepang

NADJLA SHAYFA ARLALIA, Dr. Lambang Trijono, M.A

2024 | Skripsi | Sosiologi

Terbatasnya akses lapangan pekerjaan yang tersedia serta tingkat upah yang rendah di daerah asal, membuat pemuda kesulitan memenuhi aspirasinya. Sehingga, mereka beralih untuk migrasi ke luar negeri yang menyediakan kesempatan kerja lebih lebar. Seperti pemuda asal Ponorogo yang banyak memilih bekerja ke luar negeri seperti Jepang karena dipandang dapat membantu meningkatkan perekonomian menjadi lebih baik. Melalui pendekatan fenomenologi, penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara latar belakang sosial ekonomi pemuda dengan jaringan sosial yang dimiliki ketika memutuskan bekerja di Jepang. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengetahui bagaimana pemuda memaknai pekerjaannya sebagai pekerja migran di Jepang dengan memperhatikan kondisi keberlanjutan saat ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam kepada delapan informan yang berasal dari latar belakang beragam. 

Melalui pisau analisis teori mobilitas global, didapatkan hasil refleksi informan bahwasannya ada faktor lain selain faktor ekonomi yang melatarbelakangi alasan pemuda memilih bekerja di Jepang. Seperti pop culture negara Jepang yang menjadi daya tarik pemuda untuk menikmati kehidupan di Jepang, disertai lebarnya kesempatan bekerja di Jepang bagi pekerja asing dengan tawaran gaji fantastis. Faktor pasangan turut memberikan motivasi tersendiri bagi informan perempuan, di samping peran keluarga, peer group, lembaga sekolah, dan media sosial sebagai jaringan sosial yang dimiliki oleh pemuda. Menjadi tenaga kerja migran di Jepang sejatinya didasari tindakan rasional untuk pemenuhan perekonomian keluarga, serta strategi menghadapi masa depan selepas migrasi. Menjadi pekerja migran di Jepang telah memberikan prestige tersendiri bagi mereka yang mendapatkan pandangan berbeda dari orang lain. Senyatanya, menjadi pekerja migran di Jepang juga harus mengalami berbagai tantangan dan kesulitan. Namun, adanya keberadaan Komunitas Ponorogo Jepang menjadi modal sosial baru bagi pekerja migran di Jepang sebagai strategi mereka.

The limited access to job opportunities and low wages in their hometown make it difficult for young people to fulfill their aspirations. As a result, they turn to migrate abroad where there are broader job prospects. For example, young people from Ponorogo often choose to work in countries like Japan as it is seen as a way to improve their economic situation. Through a phenomenological approach, this research aims to examine the connection between young people's socioeconomic background and their social networks when deciding to work in Japan. This study also aims to understand how young people perceive their work as migrant workers in Japan while considering the current sustainability conditions. The author conducted in-depth interviews with eight informants from diverse backgrounds in this research.

Through the lens of global mobility theory analysis, the reflections of the informants revealed that there are factors beyond economic considerations that underlie the reasons why young people choose to work in Japan. For instance, the pop culture of Japan serves as a magnet for young individuals to experience life in Japan, coupled with the wide range of job opportunities in Japan for foreign workers offering fantastic salaries. The presence of a partner also provides a unique motivation for female informants, in addition to the roles of family, peer groups, educational institutions, and social media as social networks possessed by young individuals. Being a migrant worker in Japan is fundamentally driven by rational actions for the economic well-being of their families and as a strategy to face the future post-migration. Being a migrant worker in Japan has bestowed a unique sense of prestige upon those who are viewed differently by others. In reality, being a migrant worker in Japan also entails various challenges and difficulties. However, the existence of the Ponorogo Japan Community serves as a new social capital for migrant workers in Japan as part of their strategy.

Kata Kunci : Pekerja Migran Indonesia, Pemuda, Tindakan Rasional, Modal Sosial

  1. S1-2024-459899-abstract.pdf  
  2. S1-2024-459899-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-459899-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-459899-title.pdf