Laporkan Masalah

Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Kampus Kopi melalui Community-Based Tourism di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali

DEVI FITRIANA CHOIRUN NISA, Kafa Abdallah Kafaa, S.Sos., M.A.

2024 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Desa Wisata Kampus Kopi terdapat di Kabupaten Boyolali. Desa wisata ini menyuguhkan wisata edukasi dengan mengusung One Kampung One Product. Pengembangan desa ini menggunakan CBT dengan menggerakan kelompok masyarakat. CBT memberikan hak penuh kepada masyarakat untuk terlibat dalam keseluruhan kegiatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Kampus Kopi melalui CBT di Desa Banyuanyar. Penelitian ini menggunakan teori tahapan partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1980), bentuk partisipasi menurut Keith Davis dalam Sastropoetro (1988), dan tingkatan partisipasi menurut Arnstein (1969). Penelitian ini juga menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi masyarakat. Metode penelitian ini kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan, observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan ditentukan secara purposive dengan informan yaitu pemerintah Disporapar Kabupaten Boyolali, Kepala Desa Banyuanyar, BUMDes, Pokdarwis, dan masyarakat yang terlibat. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Kampus Kopi telah sesuai dengan konsep CBT dan berjalan optimal dengan tercermin dalam wujud pikiran, tenaga, keterampilan, barang, dan uang. Selanjutnya, tahap pengambilan keputusan yang melibatkan elemen penting masyarakat dan pemerintah desa di dalam forum pertemuan rapat. Pada tahap pelaksanaan, seluruh pihak terlibat melakukan kerjasama dalam kegiatan pelaksanaan, seperti acara tahunan, pasar rakyat, pelatihan, dan kegiatan kunjungan. Pada tahap menikmati hasil, masyarakat merasakan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pada tahap evaluasi, seluruh pihak memberikan kritik, masukan, dan saran dalam rapat evaluasi internal maupun eksternal. Tingkat partisipasi berada pada tingkat kemitraan, dimana masyarakat dan pemerintah menjadi mitra yang sejajar. Faktor pendukung antara lain adanya kesempatan, kemauan, kemampuan, dukungan dari pemerintah, lamanya tinggal, dan jenis kelamin. Sedangkan, faktor penghambat antara lain kesibukan masyarakat dalam bidang pendidikan, memprioritaskan pekerjaan utama, dan faktor usia. Terakhir, CBT menunjukkan adanya hubungan antara pemerintah, masyarakat lokal, dan perguruan tinggi dalam pengembangan Desa Wisata Kampus Kopi dengan penerapan dimensi CBT yaitu sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, dan politik.

The Coffee Campus Tourism Village is located in Boyolali Regency and offers educational tourism by promoting One Village One Product. This village's development uses Community-Based Tourism (CBT) by mobilizing community groups, granting them full rights to participate in all activities. 

This research aims to determine community participation in the development of the Coffee Campus Tourism Village through CBT in Banyuanyar Village. The study utilizes the theory of stages of participation by Cohen and Uphoff (1980), forms of participation according to Keith Davis in Sastropoetro (1988), and levels of participation according to Arnstein (1969). It also analyzes supporting and inhibiting factors for community participation. The research method is descriptive qualitative, with data collected through literature study, observation, in-depth interviews, and documentation. Informants were selected purposively, including the Boyolali Regency Disporapar government, Banyuanyar Village Head, BUMDes, Pokdarwis, and involved communities.

Results show that community participation in the development of the Coffee Campus Tourism Village aligns with the CBT concept and runs optimally, reflected in contributions of thoughts, energy, skills, goods, and money. During the decision-making stage, important community and village government elements participate in forums. In the implementation stage, all parties collaborate on activities like annual events, people’s markets, training, and visits. In the enjoying-the-results stage, people experience economic, social, and environmental benefits. During the evaluation stage, all parties offer criticism, input, and suggestions in internal and external meetings. The participation level is at the partnership level, where the community and government are equal partners. Supporting factors include opportunity, willingness, ability, government support, length of stay, and gender. Inhibiting factors include busyness with education, prioritizing primary work, and age factors. Lastly, CBT highlights the relationship between the government, local communities, and universities in developing the Coffee Campus Tourism Village by applying social, economic, environmental, cultural, and political dimensions of CBT.

Kata Kunci : Kata Kunci: Community-Based Tourism, Desa Wisata Kampus Kopi, Partisipasi Masyarakat, Pengembangan Desa Wisata

  1. S1-2024-462874-abstract.pdf  
  2. S1-2024-462874-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-462874-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-462874-title.pdf