Laporkan Masalah

Persepsi masyarakat kristen terhadap partisipasi elit gereja dalam partai politik dan implikasinya terhadap ketahanan nasional :: Studi kasus di Gereja Masehi Injili di Minahasa

KALIGIS, Djonlie Ronald, Prof.Dr. Kodiran, MA

2004 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui persepsi masyarakat Kristen terhadap partisipasi elit gereja dalam partai politik, (2) mengidentifikasi serta menganalisis hasil penelitian lapangan dengan kasus-kasus yang berhubungan dengan disparitas pandangan masyarakat Kristen terhadap partisipasi elit gereja dalam partai politik, (3) untuk menerapkan teori ketahanan nasional dalam menganalisis interaksi antar aspek kehidupan masyarakat di daerah, (4) untuk mengetahui kondisi objektif ketahanan wilayah di daerah di mana umat dari Gereja Masehi Injili di Minahasa berada. Penelitian ini mengambil lokasi di Gereja Masehi Injili di Minahasa dengan mengambil sampel penelitian pada dua Jemaat di lingkungan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yaitu Jemaat GMIM “Sion” Ranomut yang merupakan representasi masyarakat perkotaan dengan jumlah responden 94 orang dan Jemaat GMIM “Kamang” Kamanga yang merupakan representasi masyarakat perdesaan jumlah responden 92 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan rumus proporsional random sampling pada unit-unit sampling.Data penelitian ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan, observasi, angket, dan wawancara.Untuk menjamin validitas data, data yang terkumpul dicek kebenarannya dengan menggunakan metode trianggulasi. Penelitian ini bersifat kualitatif, karenanya teknik-teknik analisis datanya bersifat kualitatif pula. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian, diperoleh temuan sebagai berikut: Pertama, menurut masyarakat Kristen, gereja secara institusi tidak boleh terlibat dalam aktivitas politik praktis, demikian juga dengan elit gereja sebagai pemimpin umat tidak boleh terlibat dalam partai politik. Hal ini untuk menjaga kemurnian ajaran, keuniversalan gereja serta eksistensi gereja dalam kehidupan masyarakat, apalagi bila membawa institusi atau identitas-identitas keagamaan yang melekat pada pribadi elit gereja. Kedua, Elit gereja sebagai pemimpin umat telah memberikan kontribusi yang relatif “cukup” terhadap ketahanan wilayah di daerah Sulawesi Utara. Ketiga, Partisipasi elit gereja dalam partai politik memberi dampak negatif terhadap kondisi ketahanan nasional, hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya elit gereja yang terlibat dalam partai politik lebih dimotivasi oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau golongan tertentu tanpa didasari oleh nilai-nilai religius, etika dan moral sesuai tugas panggilan gereja. Dampak yang sangat berbahaya bagi eksistensi negara bangsa dari keterlibatan elit gereja dalam partai politik adalah ketika agama ditunggangi oleh elit gereja sebagai alat politik untuk mencapai kekuasaan. Pemanfaatan simbol-simbol agama dalam politik sangat mudah memicu konflik. Konflik-konflik ini muncul di dalam lingkungan gereja sebagai institusi umat kristiani karena pertarungan elit-elit gereja dalam merebut simpati umat, selain itu dapat juga merembet kepada konflik-konflik kepentingan antar agama. Konflik yang dilatarbelakangi oleh agama sangat sulit untuk membuka peluang kopromi dalam proses penyelesaian

The research was aimed to (1) identify Christians perception on church elites participating in political parties, (2) identify and analyze the results of field study on cases related to disparity living among Christian community on church elites participating in political parties, (3) implement national tenacity theory in analyzing interactions among social aspect of regional life, (4) to identify objective condition of regional tenacity at the region where the congregations of Gereja Masehi Injili in Minahasa assembled. The research was conducted at Gereja Masehi Injili in Minahasa. Samples were taken from two congregations within Gereja Masehi Injili in Minahasa (GMIM) setting, i.e. the “Sion” and “Kamang” GMIM congregations of Ranomut representing urban with its 94 respondents and Kamanga and rural followers with its 92 respondents, respectively. Proportional random sampling method was used to obtain samples at sampling units. Data were obtained through literature reviews, observations, questionnaires, and interviews. Triangulation method was exploited to assure valid data. It was qualitative research; hence, data analysis technique was qualitative also. Based on analysis and discussion, following findings were resulted. Firstly, according to such Christian communities, as institution, the Church was not allowed to participate in political practices. In the same way, as congregation leaders, church elites, as the Christian communities maintained, the elites were not allowed to participate in political parties. In their opinion, it was to keep their Church doctrine pure, maintain the Church universal, and make their church existent among society; moreover, it was true when such religious identities were also attached. Secondly, the church elite, as congregation leaders and in their activities amidst the society, provided relatively sufficient contribution toward regional tenacity of South Sulawesi. Thirdly, participation of the elites in political parties provided negative impacts on national tenacity. This was due to that generally, the elites participating in political parties were motivated by personal or group interests regardless their religious values, ethics and moral teachings in parallel with church vocation. Other highly perilous impact for national existence due to the elites’ participation in political parties were when Church elites exploited religion as political vehicle to gain power. Religious symbols exploitation in politic field easily triggered conflicts. Such conflicts occurred among church setting as Christian institution, as a result of internal conflicts among the elites in attracting sympathy from their congregations. In addition, it presumably spread to cross-religious conflicting interest. The background of conflicts was formed by the religions owing to their difficulties to compromise in the process of resolution.

Kata Kunci : Ketahanan Nasional,Elit Gereja,Partisipasi Parpol,Persepsi Masyarakat Kristen, political participation, Church elite and national tenacity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.