Analisis Potensi Tanaman Bayam Raja (Amanranthus Viridis) sebagai Tanaman Hiperakumulator untuk Fitoremediasi pada Tanah Terkontaminasi 137Cs di Batan Indah Serpong
NAIL HUGA DHIAULHAQ, Ir. Susetyo Hario Putero, MEng., IPU.
2024 | Skripsi | TEKNIK NUKLIR
Tanah hasil clean-up kontaminasi 137Cs di Batan Indah Serpong memerlukan perhatian terkait pengolahannya. Teknologi yang dapat diupayakan adalah mengakumulasi 137Cs menggunakan tanaman, yaitu fitoremediasi. Tanaman bayam raja (Amaranthus viridis) telah digunakan untuk mengakumulasi 20 Bq/g 137Cs yang sengaja dikontaminasikan pada tanah. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan bayam raja untuk fitoremediasi tanah terkontaminasi 137Cs sebagai tanaman hiperakumulator di lingkungan Indonesia.
Media tanam, 3,6 kg, berupa pencampuran tanah homogenisasi dengan konsentrasi 137Cs, 8,917 hingga 266,175 Bq/g, dan kompos, 2:1. Pengamatan tinggi tanaman bayam raja dilakukan seminggu sekali selama 8 minggu, mulai dari benih disemai hingga pemanenan. Pupuk NPK diberikan pada satu minggu sebelum penyemaian dan umur tanaman 3 minggu. Tanaman dipanen, dipisahkan akar dan tajuk, dikeringkan, dipanaskan dengan oven 120? selama 24 jam, dihaluskan, diletakkan dalam vial 200 mL, dan sampel ditimbang. Delapan belas sampel dicacah menggunakan detektor HPGe GC2018 selama 3600 detik. Hasilnya dianalisis untuk memperoleh nilai TF dan BAF.
Sembilan tanaman bayam raja menghasilkan konsentrasi 137Cs pada akar adalah 6,798 hingga 267,011 Bq/g dan pada tajuk tanaman adalah 12,098 hingga 231,037 Bq/g. Tujuh tanaman menghasilkan nilai TF lebih dari satu dan 6 tanaman menghasilkan nilai BAF lebih dari satu. Oleh karena itu, tanaman bayam raja mampu dimanfaatkan untuk fitoremediasi dengan metode fitoekstraksi sebagai tanaman hiperakumulator kontaminasi 137Cs pada tanah kondisi lingkungan di Indonesia.
Clean up 137Cs contaminated soil from Batan Indah Serpong requires adequate treatment. The technology that can be pursued phytoremediation by using plant Amaranthus viridis has used to accumulate 20 Bq/gr 137Cs intentionally contaminated to soil. This study aimed to analyze Amaranthus viridis’ ability to phytoremediation 137Cs contaminated soil as a hyperaccumulator plant in Indonesia natural environment.
The growth medium, 3.6 kg, including the contaminated soil, was homogenized with concentration 137Cs, 8.917 to 266.175 Bq/g, and compost at 2:1 ratio. The height of the plants was observed weekly for 8 weeks, starting from seedling until harvest. NPK was applied one week before seedling, and the plants were 3 weeks old. After 8 weeks, the plants were harvested, separated into roots and shoots, dried, heated in an oven at 120? for 24 hours, grounded, and placed in 200 mL vials; the samples were weighed. Eighteen samples were counted using an HPGe GC2018 detector for 3600 seconds. The counting results were analyzed to determined TF (Translocation Factor) and BAF (Bioaccumulation Factor).
Nine Amaranthus viridis produced concentrations 137Cs in the roots was 6.798 to 267.011 Bq/g, and in the shoots was 12.098 to 231.037 Bq/gr. Seven plants had TF values greater than one, and six plants had BAF values greater than one. Therefore, Amaranthus viridis could be used for phytoremediation using the phytoextraction as hyperaccumulator plants for contamination 137Cs in Indonesian soil conditions.
Kata Kunci : Bayam raja (Amaranthus viridis), Kontaminasi 137Cs, Fitoremediasi, Tanaman hiperakumulator.