Laporkan Masalah

Perkembangan Identitas Diri pada Remaja Penggemar Korean Pop yang mengalami Hubungan Parasosial

SAYYIDAH AFIFAH PUTRI, Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D

2024 | Skripsi | PSIKOLOGI

Beberapa tahun ke belakang, perkembangan teknologi yang pesat menjadi salah satu faktor meluasnya K-Pop di Indonesia. Interaksi yang intens dengan idola K-Pop dapat membangun suatu koneksi emosional yang dinamakan hubungan parasosial. Hubungan ini dinilai dapat menjadi bagian dari proses pembentukan identitas diri pada remaja. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman remaja yang memiliki hubungan parasosial dengan idola K-Pop dalam mengembangkan identitas diri. Tiga partisipan berusia 14-18 tahun yang merupakan penggemar K-Pop direkrut sebagai partisipan penelitian. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) dengan wawancara semi-terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Temuan penelitian mengungkapkan tiga tema utama berkaitan dengan pengalaman partisipan selama perkembangan identitas diri. Idola muncul sebagai figur lekat yang berkontribusi dalam menjadi rujukan selama proses eksplorasi atribut-atribut identitas. Meskipun demikian, ada satu atribut yang tidak muncul disebabkan adanya proses filtrasi konten idola yang membatasi eksplorasi pada atribut tersebut. Temuan ini dapat mendorong orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik, sehingga remaja dapat membentuk barrier terhadap konten-konten yang kurang layak untuk dikonsumsi.

In the past few years, the massive development of technology has become one of the factors in the spread of K-pop in Indonesia. Intense interaction with K-pop idols can build an emotional connection called parasocial relationship. This relationship might play a role in the formation of self-identity during adolescence. The study aims to explore the experiences of teenagers with parasocial relationships in developing self-identity. Three participants aged 14-18 years who identified as K-Pop fans were recruited as research participants. The qualitative research utilizes an Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) approach with semi-structured interviews as the data collection method. Research findings revealed three main themes related to participants' experiences during self-identity development. Idols emerge as attachment figures who contribute as role models during the exploration of identity attributes. However, the absence of one attribute happens because adolescence create a filtering mechanism which limits the exploration of that attribute. This finding could enhance parents’ participation in teaching good values, so adolescents can form a barrier which helps filtering out content that is not suitable for them.

Kata Kunci : Hubungan Parasosial, Pembentukan Identitas Diri, Remaja

  1. S1-2024-445970-abstract.pdf  
  2. S1-2024-445970-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-445970-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-445970-title.pdf