EMPOWERMENT OF MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES THROUGH COMMUNITY-BASED TOURISM (Comparative Study Between the Betawi Cultural Village of Setu Babakan and the Old City of Jakarta)
Ambrosius Bill Aristo, Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand.Oecon., Ph.D.
2024 | Skripsi | ILMU EKONOMI
Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah tempat ekonomi yang menarik migrasi domestik yang signifikan karena ketimpangan ekonomi dan peluang yang dianggap ada, yang menyebabkan peningkatan permintaan untuk layanan dan ketidaksetaraan sosial. Penelitian ini mengevaluasi pemberdayaan ekonomi UMKM dari pariwisata berbasis masyarakat di Desa Budaya Betawi, Setu Babakan, dan Kota Tua Jakarta. Penelitian ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pariwisata berbasis masyarakat dari Murphy dan temuan Ntlangani tentang dampak ekonomi lokal pariwisata. Dengan menggunakan pendekatan metode campuran, data dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi, dengan analisis yang melibatkan statistik deskriptif dan analisis komparatif menggunakan uji normalitas dan Mann-Whitney. Temuan menunjukkan bahwa inisiatif pemberdayaan ekonomi meliputi peningkatan kapasitas, akses yang lebih baik ke modal usaha, diversifikasi produk dan layanan, pemanfaatan saluran pemasaran, dan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Perbedaan dalam pendekatan pemberdayaan antara kedua lokasi mencerminkan konteks budaya dan sejarah mereka yang unik. Tantangan termasuk akses modal yang terbatas, persaingan, peraturan yang kompleks, dan fluktuasi pasar. Strategi untuk mengatasi tantangan ini melibatkan peningkatan akses pembiayaan, pelatihan keterampilan, pemasaran, dan partisipasi masyarakat. Survei kepuasan pengunjung menyoroti kepuasan tinggi terhadap pertunjukan budaya dan masakan lokal, namun perbaikan infrastruktur diperlukan. Secara keseluruhan, UMKM di Kota Tua Jakarta lebih unggul daripada di Setu Babakan karena akses sumber daya yang lebih baik dan kondisi sosial ekonomi yang stabil.
The Special Capital Region of Jakarta is an economic place that is attracting significant
domestic migration due to economic disparities and perceived opportunities, leading to increased
demand for services and social inequality. This study evaluates the economic empowerment of
MSMEs from community-based tourism in Betawi Cultural Village, Setu Babakan, and Jakarta
Old City. The research builds on Murphy's community-based tourism principles and Ntlangani's
findings on tourism's local economic impacts. Employing a mixed-method approach, data were
collected via interviews, questionnaires, observations, and documentation studies, with analysis
involving descriptive statistics and comparative analysis using normality and Mann-Whitney
tests. Findings indicate that economic empowerment initiatives include capacity building,
improved access to business capital, product and service diversification, marketing channel
utilization, and community engagement in decision-making. Differences in empowerment
approaches between the two locations reflect their unique cultural and historical contexts.
Challenges include limited capital access, competition, complex regulations, and market
fluctuations. Strategies to overcome these challenges involve enhancing financing access, skills
training, marketing, and community participation. Visitor satisfaction surveys highlight high
satisfaction with cultural performances and local cuisine, but infrastructure improvements are
needed. Overall, MSMEs in Jakarta Old Town outperform those in Setu Babakan due to better
resource access and stable socio-economic conditions.
Kata Kunci : Economic empowerment, MSMEs, community-based tourism, Betawi Cultural Village, Jakarta Old City, capacity building, tourism management, visitor satisfaction.