Code Mixing On Instagram Copywriting To Form Brand Identity: An In-Depth Qualitative Analysis Of Eboni Watch
MUHAMMAD TEGAR WIRA PINANDHITA, Dr. Supriyono, S.S., M.A.
2024 | Tugas Akhir | D4 BAHASA INGGRIS
Penelitian ini mengkaji penggunaan strategis campur kode dalam caption
Instagram sebagai alat pembentukan identitas merek, dengan fokus pada kasus
Eboni Watch, sebuah merek jam tangan kayu Indonesia. Dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif yang menggabungkan analisis konten, wawancara,
dan studi literatur, penelitian ini mecari tahu bagaimana campur kode
berkontribusi dalam menciptakan brand tone of voice dan identitas merek
yang unik. Kerangka teori ini mengacu pada karya Hoffman (1991) dan Musyken
(2000) tentang teori pencampuran kode dan identitas merek oleh Kotler &
Keller (2016) dan Wheeler (2013). Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Eboni Watch menggunakan campur kode untuk menjangkau target audiensnya yaitu
perempuan urban berusia 17-55 tahun dan untuk menjangkau pelanggan
internasional. Lebih lanjut, studi ini menunjukkan bagaimana campur kode
selaras dengan arketipe merek yang dipilih yaitu “The Everyman” dan “The
Innocent” untuk menciptakan persona merek yang ramah dan bersahabat. Meskipun
penelitian ini memberikan wawasan bermanfaat mengenai peran strategi linguistik
dalam branding digital, keterbatasannya mencakup fokus pada satu merek
dan platform. Penelitian ini menyimpulkan bahwa campur kode digunakan sebagai
alat untuk menciptakan brand tone of voice yang khas di pasar
multibahasa, sehingga memberikan peluang bagi penelitian masa depan dalam
strategi merek lintas budaya. Brand tone of voice unik yang selaras
dengan audiens target membantu membentuk identitas merek yang khas.
This study
examines the strategic use of code-mixing in Instagram captions as a tool for
brand identity formation, focusing on the case of Eboni Watch, an Indonesian
brand. Using a descriptive qualitative approach combining content analysis,
interviews, and literature review, the research investigates how code-mixing
contributes to creating a unique brand voice and identity. The theoretical
framework draws on Hoffman (1991) and Musyken's (2000) work on code-mixing and
brand identity theories by Kotler & Keller (2016) and Wheeler (2013).
Findings reveal that Eboni Watch employs code-mixing to engage its target
audience of urban women aged 17-55 and to reach international customers. In
this study, Eboni Watch utilizes code-mixing to particularly represent the two
reasons put forward by Hoffman (1991), which are expressing group identity and
clarifying content of the communication. The study demonstrates how code-mixing
aligns with the brand's chosen archetypes of "The Everyman" and
"The Innocent" to create a friendly, relatable brand persona. While
the research provides valuable insights into the role of linguistic strategies
in digital branding, limitations include its focus on a single brand and
platform. A unique tone of voice that resonates with the target audiences helps
in forming a distinctive brand identity. The study concludes that code-mixing
is used as a tool to help forming a friendly and humble tone of voice as one of
the brand identity elements. This tone helps Eboni Watch to distinguish them to
other brands in multilingual markets, suggesting possibilities for future
research in cross-cultural branding strategies.
Kata Kunci : code-mixing, copywriting, tone of voice, brand identity