KELAYAKAN USAHA TANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN BREBES
RICHARD KURNIAWAN DAVIDSON, Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P.; Gilang Wirakusuma, S.P., M.Sc.; Arif Wahyu Widada, S.P., M.Sc.
2024 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)
Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia. Kecamatan Larangan sebagai daerah penghasil bawang merah terbesar di Kabupaten Brebes. Kecamatan Larangan memiliki potensi yang sangat tinggi untuk usahatani bawang merah. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui struktur biaya usaha tani bawang merah di Kabupaten Brebes, 2) mengetahui pendapatan usaha tani bawang merah di Kabupaten Brebes, 3) mengetahui kelayakan usaha tani bawang merah di Kabupaten Brebes, 4) mengetahui tingkat sensitivitas kelayakan usaha tani bawang merah terhadap perubahan harga jual dan bibit di Kabupaten Brebes, dan 5) mengetahui risiko usaha tani bawang merah di Kabupaten Brebes.. Penentuan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan purposive sampling. Responden dalam penelitian ini meliputi 50 petani. Sampel petani pada penelitian ini ditentukan menggunakan snowball sampling. Metode analisis yang digunakan adalah perhitungan penerimaan, biaya, pendapatan, keuntungan, rasio R/C, BEP produksi, BEP penerimaan, BEP harga, risiko pendapatan, dan sensitivitas usaha tani. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa usaha tani bawang merah di Kecamatan Larangan layak untuk diusahakan dengan rerata biaya sebesar Rp 22.527.960, rerata pendapatan sebesar Rp 10.561.888, nilai rasio R/C sebesar 1,65.
Brebes Regency is one of the shallot production centers in Indonesia. Larangan sub-district is the largest shallot producing area in Brebes district. Larangan sub-district has a very high potential for shallot farming. The objectives of this study were 1) to know the cost structure of shallot farming in Brebes Regency, 2) to know the shallot farming income in Brebes Regency, 3) to know the feasibility of shallot farming in Brebes Regency, 4) to know the sensitivity level of shallot farming feasibility to changes in selling prices and seeds in Brebes Regency, and 5) to know the risk of shallot farming in Brebes Regency. The determination of the research location was based on purposive sampling. Respondents in this study included 50 farmers. The sample of farmers in this study was determined using snowball sampling. The analysis method used is the calculation of revenue, costs, income, profit, R/C ratio, production BEP, revenue BEP, price BEP, income risk, and farm business sensitivity. The results showed that shallot farming in Larangan sub-district is feasible with an average cost of Rp 22,527,960, an average income of Rp 10,561,888, an R/C ratio value of 1.65.
Kata Kunci : usaha tani, kelayakan, bawang merah