Laporkan Masalah

Daya Antelmintika Rebusan Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb) Terhadap Ascaridia galli Schrank In Vitro

Endah Eny Riayati , Drs. B. Sudarto, Apt; Dra. Sri Sumarni, SU; Dra. Sri Mulyani, Apt.

1989 | Skripsi | S1 FARMASI

?Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb) merupakan salah satu anggota familia Zingiberaceae, yang mempunyai efek sg bagai antelmintika. Yang berefek sebagai antelmintika adalah minyak atsiri. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sudah mengenal khasiat rimpang temu ireng sebagai obat cacing. Rimpang temu ireng tersebut dibuat dalam bentuk ??- diaan yang berbeda-beda, maka dari itu perlu dilakukan penelitian secara ilmiah untuk mengetahui apakah ada perbeda an efektivitas antara bentuk sediaan parutan, irisan dan serbuk dari rimpang temu ireng sebagai antelmintika terhadap Ascaridia galli. Penelitian daya antelmintika rebusan rimpang temu ireng dalam bentuk parutan, irisan dan serbuk dilakukan terhadap Ascaridia galli in vitro dengan metode rendaman untuk berbagai konsentrasi. Setiap perlakuan, Ascaridia galli yang digunakan 10 ekor, dan volume rebusan 25 ml. Setiap jam dicatat jumlah kematian Ascaridia galli dan dianalisa secara statistik anava 1 jalan. Identifikasi kandungan minyak atsiri rebusan rimpang temu ireng dilakukan secara kromatografi lapis tipis silika gel GF254 dengan fase gerak heksan-etil asetat 80:20 (v/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya antelmintika yang terbesar adalah pada sediaan rebusan irisan yang dapat mematikan Ascaridia galli dalam waktu 7-17 jam, diikuti sediaan rebusan dengan waktu kematian Ascaridia galli pada ?11-20 jam, dan yang terakhir sediaan rebusan serbuk dengan waktu 11-25 jam. Berdasar pangam tan identifikasi kandungan minyak atsiri pada kromatografi lapis tipis, antara sediaan parutan, irisan dan serbuk secara kualitatif adalah sama. Tetapi dari pendekatan kuantitatif, sediaan serbuk intensitas bercaknya paling lemah, sedang antara sediaan parutan dan irisan intensitas bercaknya hampir sama, tetapi pada sediaan irisan ada bercak yang intensitas warnanya le bih kuat bila dibanding yang lain yaitu bercak violet (hRf = 64). Kemungkinan bercak inilah yang mempunyai peranan pa da efek antelmintika yang lebih besar dibanding bercak yang lain. Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sediaan irisan merupakan sediaan yang paling efektif sebagai antelmintika dan sediaan ini mempunyai kan dungan minyak atsiri yang lebih besar dibanding kedua diaan yang lain.

Kata Kunci : Antelmintika, Temu ireng, Curcuma aeruginosa, Ascardia galli

  1. S1-FAR-1989-EndahEniRiyati-abstract.pdf  
  2. S1-FAR-1989-EndahEniRiyati-bibliography.pdf  
  3. S1-FAR-1989-EndahEniRiyati-tableofcontent.pdf  
  4. S1-FAR-1989-EndahEniRiyati-tittle.pdf