Studi Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Permukiman di Kelurahan Rejowinangun Utara
TASHYA NURAZIIZAH, Ratih Fitria Putri, S.Si., M.Sc., Ph.D.
2024 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Lahan yang terbatas dengan jumlah penduduk yang tinggi di Kelurahan Rejowinangun Utara menyebabkan tingginya kepadatan penduduk. Jumlah penduduk miskin di Kelurahan Rejowinangun Utara juga tinggi. Terdapat lokasi permukiman yang dekat dengan bantaran Sungai Elo dan permukiman yang berdiri di tanah bengkok. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat mempengaruhi penurunan kualitas permukiman di Kelurahan Rejowinangun Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas permukiman di Kelurahan Rejowinangun Utara dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah proportionate random sampling yang memperhatikan proporsi setiap RW sehingga data bisa tersebar ke seluruh lokasi peneitian. Pengolahan data kualitas permukiman dengan metode skoring. Analisis kualitas permukiman secara deskriptif kuantitatif Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas permukiman di Kelurahan Rejowinangun Utara dengan metode tabulasi silang.
Hasil penelitian adalah mayoritas kualitas permukiman di Kelurahan Rejowinangun Utara masuk dalam klasifikasi sedang. Kualitas permukiman sedang sebatas memenuhi kebutuhan dasar atas permukiman tetapi belum dapat optimal karena masih terdapat keterbatasan. Rata-rata kualitas permukiman rendah berada di RW 10, RW 14, RW 15, RW 18, dan RW 21. Artinya, masih banyak permukiman di bawah standar layak huni. Semakin tinggi pendidikan kepala keluarga di lokasi kajian, kualitas permukimannya juga semakin tinggi. Jenis pekerjaan kepala keluarga yang stabil juga memiliki kualitas permukiman yang lebih tinggi. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga di lokasi kajian, semakin tinggi pula kualitas permukimannya. Jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap kualitas permukiman di Kelurahan Rejowinangun Utara. Status kepemilikan rumah milik sendiri, milik orang tua, dan menumpang di Kelurahan Rejowinangun Utara memiliki kualitas permukiman lebih tinggi daripada kontrak dan sewa tanah.
Limited land with a high population in the Rejowinangun Utara Village causes high population density. The number of poor people in Rejowinangun Utara Village is also high. Settlement locations are close to the banks of the Elo River, and settlements stand on "bengkok" land. These problems can affect the decline in the quality of settlements in Rejowinangun Utara Village. This research aims to determine the quality of settlements in Rejowinangun Utara Village and identify the factors that affect them.
Data collection was carried out by structured interviews using questionnaires. The sampling technique used is proportionate random sampling, which considers the proportion of each RW so that the data can be spread across all study locations. Processing settlement quality data using the scoring method. Quantitative descriptive analysis of settlement quality. Identify factors affecting settlement quality in the Rejowinangun Utara Village using the cross-tabulation method.
The research results show that most settlement quality in the Rejowinangun Utara Village is classified as medium classification. The quality of settlements is limited to meeting basic housing needs but cannot be optimal because there are still limitations. The average low-quality settlements are in RW 10, RW 14, RW 15, RW 18, and RW 21. This means that there are still many settlements below livable standards. The higher the education of the head of the family in the study location, the higher the settlement quality. The stable job of the head of the family also has a higher quality of settlement. The higher the household income in the study location, the higher the settlement quality. The number of family members does not affect the quality of settlements in Rejowinangun Utara Village. The status of owning a house by self-owned house, parents' house, and dependent housing in the Rejowinangun Utara Village have a higher quality of settlement than land leases and contract.
Kata Kunci : Kata kunci : permukiman, kualitas permukiman, faktor sosial ekonomi