Laporkan Masalah

PENENTUAN KADAR SUKROSA DAN GULA PEREDUKSI KENTANG (Solanum Tuberosum L. Var Granola L) PADA BERBAGAI SUHU PENYIMPANAN SECARA NON DESTRUKTIF MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI VISIBLE NEAR INFRARED

NURUL CAMILLAH, Dr. Rudiati Evi Masithoh, S.T.P., M.Dev.Tech.; Hanim Zuhrotul Amanah, S.T.P., M.P., Ph.D., IPM.; Prof. Dr. Diding Suhandy, S.T.P., M.Agr.

2024 | Skripsi | TEKNIK PERTANIAN

Kerusakan pada kentang dapat terjadi dari awal proses penanaman hingga proses penyimpanan yang dapat menurunkan mutu kentang. Pada proses penyimpanan  metabolisme pada kentang akan terus berjalan yang mengakibatkan laju respirasi, transpirasi, dan pertunasan umbi.  Kandungan pati pada kentang akan menurun sedangkan kandungan gula reduksi dalam umbi meningkat. Salah satu cara untuk menghambat perubahan kualitas pada kentang dengan melakukan penyimpanan pada suhu dingin. Metode konvensional untuk mendeteksi kandungan gula pada bagan memerlukan waktu dan tidak dapat memisahkan kandungan individu gula. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan spektroskopi Vis-NIR fiber optic dan SCiO untuk mendeteksi gula pada kentang dengan perlakuan suhu penyimpanan 10°C dan 25°C untuk mengetahui perubahan gula (sukrosa dan gula pereduksi) pada kentang dengan suhu penyimpanan yang berbeda.

Pengolahan data menggunakan analisis kemometrika yaitu PLSR yang menghasilkan model prediksi sukrosa menggunakan instrumen Vis-NIR fiber optic perlakuan suhu 10°C  nilai (R2) : 0,80; RMSEC : 0,14; dan nilai RPD 1,95. Kemudian pada suhu 25°C (R2) : 0,88; RMSEC :0,10 serta nilai RPD : 3,10. Sedangkan hasil parameter statistik menggunakan instrumen SCiO pada suhu 10°C (R2) : 0,71; RMSEC :0,23 dan RPD ; 0,95. Pada suhu 25°C (R2): 0,50; RMSEC; 0.219; serta  RPD 0,78. Kemudian model PLSR gula pereduksi menggunakan instrumen Vis-NIR fiber optic suhu 10°C menghasilkan nilai R2: 0,88; RMSEC: 0,37; dan RPD : 1,97. Lalu pada suhu 25°C R2 : 0,91; RPD : 3,38; dan RMSEC : 0,15. Kemudian model PLSR pada gula pereduksi menggunakan instrumen spektroskopi SCiO perlakuan suhu 10°C R2 : 0,70  RMSEC: 0,29; dan RPD : 1,18. Serta pada suhu 25°C dengan hasil nilai R2 : 0,56; RMSE : 0,30 dan RPD 1,02. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa spektroskopi Vis-NIR fiber optic lebih baik dalam menangkap spektra kentang dibandingkan instrumen SCiO. Diharapkan model yang diproyeksikan dapat diintegrasikan pada sebuah sistem analisis dalam mesin/ pertanian untuk mendeteksi kualitas kentang secara non destruktif.

Potato damage can occur throughout the planting and storage processes, reducing potato quality. During storage, potato metabolism continues, resulting in respiration, transpiration, and tuber germination. This process decreases starch content while increasing the tubers' reduced sugar content. Storing potatoes at cold temperatures is one way to slow these quality changes. Conventional methods for detecting sugar content using charts are time-consuming and cannot differentiate individual sugar types. Therefore, this study employed Vis-NIR fiber optic spectroscopy and SCiO to detect sugar content in potatoes stored at 10°C and 25°C. This aimed to determine how storage temperature affects sugar changes (sucrose and reducing sugar) in potatoes.

Data processing using chemometric analysis, namely PLSR which produces a sucrose prediction model using the Vis-NIR fiber optic instrument  with a temperature treatment of 10°C value (R2): 0.80; RMSEC : 0.14; and the value of RPD 1.95. Then at a temperature of 25°C (R2): 0.88; RMSEC : 0.10 and RPD value : 3.10. Meanwhile, the results of statistical parameters using the SCiO instrument at 10°C (R2): 0.71; RMSEC : 0.23 and RPD ; 0.95. At 25°C (R2): 0.50; RMSEC; 0.219; and RPD 0.78. Then the PLSR model of reducing sugar using the Vis-NIR fiber optic instrument at a temperature of 10°C produced an R2 value: 0.88; RMSEC: 0.37; and RPD: 1.97. Then at 25°C R2: 0.91; RPD: 3.38; and RMSEC: 0.15. Then the PLSR model on reducing sugar uses SCiO spectroscopy instrument with a temperature treatment of 10°C R2: 0.70 RMSEC: 0.29; and RPD: 1.18. As well as at 25°C with the result of R2 value: 0.56; RMSE : 0.30 and RPD 1.02. Based on the research, it can be concluded that Vis-NIR fiber optic spectroscopy  is better at capturing potato spectroscopy than SCiO instruments. It is hoped that the projected model can be integrated into an analysis system in machinery/agriculture to detect potato quality in a non-destructive way.

Kata Kunci : Kata kunci : kentang, spektroskopi Vis-NIR fiber optic, SCiO, sukrosa, gula pereduksi

  1. S1-2024-456397-abstract.pdf  
  2. S1-2024-456397-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-456397-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-456397-title.pdf