Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrofauna Tanah di Bawah Tegakan Eukaliptus Hibrida (Eucalyptus pellita x Eucalyptus urophylla) di Petak 18 KHDTK Wanagama Gunungkidul
AHMAD SYAUQI YASYKURRIONO, Dr. Ir. Daryono Prehaten, S.Hut., M.Sc., IPM.; Dr. Ir. Musyafa', M.Sc.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
KHDTK Wanagama merupakan salah satu bentuk keberhasilan program rehabilitasi hutan di wilayah lahan kritis Kabupaten Gunungkidul. Salah satu tanaman rehabilitasi yang ditanam di wanagama adalah eukaliptus hibrida (E. pellita x E. urophylla). Makrofauna Tanah dapat dimanfaatkan menjadi bioindikator. Informasi terkait kelimpahan dan keanekaragaman makrofauna tanah dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan makrofauna tanah di bawah tegakan eukaliptus hibrida dan mengetahui tingkat keanekaragaman makrofauna tanah di bawah tegakan eukaliptus hibrida.
Penelitian ini dilakukan 4 kali, 2 kali pada musim kemarau dan 2 kali pada musim penghujan dengan jarak 2 minggu pada satu musim yang sama. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan menggunakan Petak Ukur (PU) berbentuk lingkaran dengan luas 0,1 ha yang diletakkan secara purposive. Jumlah keseluruhan PU adalah 9 buah yang akan diklasifikasikan menjadi PU dengan performa baik, sedang, dan jelek berdasarkan volume tegakan. Koleksi makrofauna tanah diperoleh dengan menggunakan metode pitfall trap. Pada setiap PU dilakukan pemasangan pitfall trap sebanyak 5 buah. Kondisi lingkungan Pengukuran kondisi lingkungan meliputi suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, intensitas cahaya, persentase tumbuhan bawah dan ketebalan serasah.
Jumlah individu makrofauna tanah yang terbanyak
ditemukan di tegakan eukaliptus hibrida dengan performa sedang (2360 individu),
performa jelek (651 individu), dan performa baik (584 individu). Kelimpahan
relatif makrofauna tanah tertinggi berasal dari famili Formicidae yang dikenal
sebagai soil engineer. Tegakan eukaliptus hibrida memiliki indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) performa baik, sedang, dan jelek sebesar 1,66; 1,00; dan 1,34 yang termasuk keanekaragaman sedang.
Indeks kekayaan jenis Margalef (R’) performa baik dan jelek sebesar 2,67 dan 2,78 yang termasuk kekayaan jenis sedang, performa
sedang dengan nilai 2,06 yang termasuk kekayaan jenis rendah. Indeks kemerataan Pielou (E) performa baik, sedang,
dan jelek sebesar 0,57;
0,35; dan 0,46 . Indeks dominansi
Simpson (C) performa baik, sedang, dan jelek sebesar 0,28; 0,46;
dan 0,43 yang termasuk dominansi rendah.
KHDTK Wanagama is
one of the successful examples of reforestation programs in critical land area
of Gunungkidul Regency. One of the rehabilitated plants planted in Wanagama is
the eucalyptus hybrid (E. pellita x E. urophylla). Soil macrofauna can be
utilized as bioindicators. Information regarding the abundance and diversity of
soil macrofauna can be used to describe soil fertility levels. This study aims
to assess the abundance of soil macrofauna under eucalyptus hybrid stands and
assess the diversity levels of soil macrofauna under eucalyptus hybrid stands.
The research was conducted four times, twice during the dry season and twice during the rainy season, with a two-week interval within each season. Field data collection was conducted using plots (PU) in circular shapes with an area of 0.1 ha, purposively placed. A total of 9 plots were classified based on their performance as good, moderate, and poor based on stands volume. Soil macrofauna collection was obtained using pitfall trap methods. Five pitfall traps were installed in each plot. Environmental conditions measured included air temperature, soil temperature, air humidity, light intensity, percentage of understory plants, and litter thickness.
The largest number of soil macrofauna individuals was found in eucalyptus hybrid stands with moderate performance (2,394 individuals), poor performance (651 individuals), and good performance (584 individuals). The highest relative abundance of soil macrofauna came from the Formicidae family, known as soil engineers. The Shannon-Wiener diversity index (H’) was 1,66 for good performance; 1,00 for moderate performance; and 1.34 for poor performance. The Margalef species richness index (R’) was 2,67 for good performance; 2,06 for moderate performance, and 2.78 for poor performance. The Pielou evenness index (E) was 0.57 for good performance, 0.46 for moderate performance, and 0.35 for poor performance. The Simpson dominance index (C) was 0,28 for good performance, 0,46 for moderate performance, and 0,43 for poor performance.
Kata Kunci : Eukaliptus Hibrida, Makrofauna Tanah, Bioindikator, Eucalyptus Hybrid, Soil Macrofauna, Bioindicators