Laporkan Masalah

Konsep Solastalgia dalam Fenomena Perubahan Iklim Ditinjau dari Perspektif Ekosentrisme

Qonita Hafiyya Yusuf, Dr. Lailiy Muthmainnah, S.Fil., M.A. ; Dr. Septiana Dwiputri Maharani, S.Si., M.Hum.

2024 | Skripsi | ILMU FILSAFAT

Penelitian ini memfokuskan pada isu solastalgia sebagai dampak dari perubahan iklim yang disebabkan oleh kegiatan manusia dan dominasi antroposentrisme. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau solastalgia dari sudut pandang ekosentrisme dengan melibatkan semua anggota ekosistem ke dalam pertimbangan moral.

Metode penelitian yang digunakan adalah hermeneutika dengan model deskriptif kualitatif mengenai fenomena faktual. Langkah dalam penelitian ini meliputi inventarisasi dan kategorisasi, analisis sintesis, serta evaluasi kritis. Analisis dilakukan melalui studi kepustakaan mengenai konsep solastalgia, fenomena perubahan iklim, dan gagasan ekosentrisme. Unsur-unsur metodis filosofis yang digunakan yaitu deskriptif, hermeneutis, holistik, dan refleksi kritis.

Hasil dari penelitian ini mencakup tiga poin utama. Pertama, perubahan iklim menimbulkan solastalgia melalui berbagai perubahan lingkungan berskala global. Perubahan ini memengaruhi ekosistem dan berdampak pada pertanian, sumber air, flora dan fauna lokal, dan bentang alam secara keseluruhan. Individu dan komunitas mengalami solastalgia karena karakteristik lingkungan lokal yang disayangi mengalami gangguan. Kedua, interkoneksi dalam sebuah ekosistem ditunjukkan dengan jelas dalam solastalgia. Hubungan yang saling terkait antara anggota ekosistem digambarkan melalui dampak emosional yang mendalam dari perubahan lingkungan. Disrupsi pada salah satu atau beberapa anggota ekosistem menyebabkan disrupsi pada anggota ekosistem yang lain. Ketiga, relasi ideal antara manusia dengan lingkungan untuk menangani solastalgia menurut ekosentrisme melibatkan pengakuan nilai intrinsik pada semua anggota ekosistem dan penekanan integrasi ekosistem. Selain hal tersebut, diperlukan integrasi nilai dan prinsip ekosentrisme dalam kebijakan pengelolaan lingkungan sehingga harapannya perilaku pengelolaan lingkungan akan menjadi lebih etis.

This research delves into the concept of solastalgia, a distress caused by climate change that stems from human actions and an anthropocentric worldview. This research seeks to understand solastalgia through an ecocentric lens, which considers the moral rights of every part of the ecosystem.

Hermeneutics, a qualitative approach to interpreting factual phenomena, serves as the research method. The process involves cataloging and categorizing information, synthesizing analysis, and critically evaluating findings. This research examines literature on solastalgia, climate change, and ecocentrism, using a blend of descriptive, hermeneutic, holistic, and critical reflective methods.

The findings highlight three key insights. Firstly, climate change triggers solastalgia by causing widespread environmental shifts that impact ecosystems, affecting agriculture, water resources, local plants and animals, and the overall landscape. People and communities feel solastalgia when the local environments they cherish are altered. Secondly, solastalgia reveals the deep interconnectedness within ecosystems, where the emotional toll of environmental changes illustrates the bonds between different ecosystem components. A disturbance in one part can lead to disturbances across the system. Lastly, the study suggests that an ideal human-environment relationship for tackling solastalgia should acknowledge the inherent worth of all ecosystem elements and promote their integration. Moreover, incorporating ecocentric values and principles into environmental management policies is crucial for fostering ethical stewardship of the environment.

Kata Kunci : Solastalgia, Perubahan Iklim, Ekosentrisme

  1. S1-2024-454956-abstract.pdf  
  2. S1-2024-454956-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-454956-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-454956-title.pdf