Studi Suplementasi Madu Pada Pengencer Semen Beku Sapi Peranakan Ongole Terhadap Motilitas, Viabilitas, Dan Abnormalitas Spermatozoa Post Thawing
DINDA KHALIFA RIZKY, drh. Muhammad Rosyid Ridlo, M.Sc., Ph.D.
2024 | Tugas Akhir | D4 Teknologi Veteriner
Salah satu parameter
kualitas pengencer semen beku untuk inseminasi buatan adalah kemampuan
pengencer untuk mempertahankan kualitas sperma selama proses penyimpanan.
Sumber energi dari madu dipercaya mampu mempertahankan kualitas sperma. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motilitas, viabilitas, dan
abnormalitas semen beku sapi Peranakan Ongole post thawing yang
ditambahkan madu pada pengencer semen beku. Metode yang dilakukan adalah dengan
menambahkan madu pada pengencer semen dengan konsentrasi yang berbeda. Kontrol
(P0) tidak ditambahkan madu, P1, P2, dan P3 masing-masing ditambahkan madu
sebanyak 5%, 10?n 15%. Analisa statistik dilakukan menggunakan GraphPad
Prism 9. Hasil penelitian menunjukan motilitas pada perlakuan P1
(53.16±0.28%), P2 (52.9±1.05%) dan P3 (51.6±2.66%) signifikan
lebih tinggi (P<0 xss=removed>dengan P Value= 0,0062 dibandingkan
kelompok P0 47.33±0.85%. Nilai viabilitas
sperma P2 (70.91±3.71%) signifikan lebih tinggi (P<0 xss=removed>dengan P Value= 0,0371 dibandingkan kelompok yang
lain. Angka viabilitas P0 (62.3±3.13%), PI (70.75±3.77%), dan P3 (61.75±1.75%). Nilai abnormalitas pada kelompok P1 (2.66±0.94%), P2
(2.66±0.72%), dan P3 (2.75±0.25%) lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol
(4.33±1.70%), namun tidak signifikan secara statistik (P>0,05). Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pengencer semen dengan penambahan madu 10% (P2)
mampu mempertahankan motilitas dan viabilitas lebih baik dibandingkan kelompok
kontrol.
One of the quality parameters of frozen semen
diluent for artificial insemination is the ability of the diluent to maintain
sperm quality during the storage process. Energy sources from honey are
believed to be able to maintain sperm quality. The purpose of this study was to
determine the motility, viability, and abnormality of post thawing frozen semen
of Peranakan Ongole cattle with honey added to frozen semen diluent. The method
used was to add honey to the semen diluent with different concentrations. Control
(P0) had no honey added, P1, P2, and P3 had 5%, 10% and 15% honey added
respectively. Statistical analysis was performed using GraphPad Prism 9. The
results showed that motility in the P1 (53.16±0.28%), P2 (52.9±1.05%) and P3
(51.6±2.66%) treatments was significantly higher (P<0 xss=removed xss=removed>0.05). Based on the results obtained, it
can be concluded that the use of semen diluent with the addition of 10% honey
(P2) is able to maintain motility and viability better than the control group.
Kata Kunci : Madu, Motilitas, Peranakan Ongole, Post Thawing Spermatozoa, Viabilitas