ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH TAHUN 2020-2023: STUDI KASUS PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA DAN LAZISMU DIY
WAHYU NUR SIDIQ, Hilda Octavana Siregar, S.E., M.Acc., CA
2024 | Tugas Akhir | D4 Akuntansi Sektor Publik
Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi zakat yang sangat besar. Zakat, infak, dan sedekah (ZIS) berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan umat. Namun, realisasi penerimaan zakat masih relatif rendah. Hal ini mendorong penelitian untuk menganalisis kinerja keuangan BAZNAS Kota Yogyakarta dan LazisMu DIY selama periode 2020-2023. Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dan informasi dari laman web kedua lembaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAZNAS Kota Yogyakarta secara umum memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan Lazismu DIY, terutama dalam hal efisiensi penggunaan dana dan pengelolaan hak amil. Meskipun demikian, kedua lembaga masih memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja, khususnya dalam hal pertumbuhan penghimpunan ZIS dan transparansi pengelolaan keuangan. Berdasarkan analisis rasio keuangan, BAZNAS Kota Yogyakarta menunjukkan kinerja terbaik pada rasio aktivitas, efisiensi, dan pengelolaan hak amil. Sementara itu, Lazismu DIY memiliki pertumbuhan penghimpunan ZIS yang lebih baik. Dengan menerapkan rekomendasi yang telah diajukan, diharapkan BAZNAS Kota Yogyakarta dan Lazismu DIY dapat meningkatkan kinerja keuangannya, memperkuat kepercayaan publik, dan berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan kesejahteraan umat melalui pengelolaan ZIS yang lebih efektif dan transparan. Penelitian ini juga memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kinerja organisasi pengelola zakat (OPZ), di mana BAZNAS Kota Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan Lazismu DIY sebagai lembaga swasta. Temuan ini dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih OPZ sebagai saluran penyaluran zakat, infak, dan sedekah.
Indonesia, with the world's largest Muslim population, possesses immense potential for zakat. Zakat, infaq, and sadaqah (ZIS) play a crucial role in improving the welfare of the community. However, the actual collection of zakat remains relatively low. This has prompted a study to analyze the financial performance of BAZNAS of Yogyakarta City and LazisMu of the Yogyakarta Special Region during the 2020-2023 period. This descriptive qualitative research employed secondary data from the financial reports and websites of both institutions. The findings reveal that, overall, BAZNAS Yogyakarta City exhibits better financial performance compared to Lazismu DIY, particularly in terms of fund utilization efficiency and the management of amil rights. Nevertheless, both institutions have the potential to enhance their performance, especially in terms of ZIS collection growth and financial management transparency. Based on financial ratio analysis, BAZNAS Yogyakarta City demonstrates superior performance in terms of activity ratio, efficiency ratio, and amil rights management. Meanwhile, Lazismu DIY exhibits better ZIS collection growth. By implementing the proposed recommendations, it is expected that both BAZNAS Yogyakarta City and Lazismu DIY can improve their financial performance, strengthen public trust, and contribute more significantly to improving community welfare through more effective and transparent ZIS management. This research also provides information to the public regarding the performance of zakat management organizations (OPZ), where BAZNAS Yogyakarta City, as a government institution, outperforms Lazismu DIY, a private institution. These findings can be a consideration for the public in selecting an OPZ as a channel for distributing zakat, infaq, and sadaqah.
Kata Kunci : ZIS, Analisis Laporan Keuangan, BAZNAS, LazisMu, Kinerja Keuangan