Konfigurasi Jaringan Jalan dan Korelasinya dengan Fear of Crime di Perkotaan Yogyakarta
Fasiha Putri Untsa, Isti Hidayati, S.T., M.Sc., Ph.D
2024 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Ruang perkotaan secara inheren merupakan lingkungan kriminogenik yang berperan sebagai generator kejahatan, yang menimbulkan fear of crime (rasa takut akan kejahatan) atau ketidakamanan terhadap potensi kejadian kriminalitas. Konsep natural surveillance dan eyes on the street menunjukkan bahwa desain lingkungan binaan, termasuk konfigurasi jaringan jalan yang memengaruhi aksesibilitas dan ramai-tidaknya suatu area ataupun ruas jalan, memiliki keterkaitan dengan fear of crime. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara konfigurasi jaringan jalan dan fenomena fear of crime di Perkotaan Yogyakarta. Konfigurasi jaringan jalan dianalisis menggunakan space syntax dengan mengukur connectivity, integration, serta choice pada skala global dan lokal, sementara fearsome space diperoleh melalui analisis terhadap 403 kuesioner dengan meminta responden menunjukkan (geotagging) area ataupun titik yang dirasa menakutkan di dalam jaringan jalan perkotaan. Korelasi antara konfigurasi jaringan jalan dan fear of crime dianalisis dengan menggunakan uji Spearman test, setelah terlebih dahulu mentranformasikan data kontinu menjadi data ordinal. Hasil studi menunjukkan adanya korelasi signifikan antara nilai connectivity, local integration, dan local choice terhadap fearsome space, sementara parameter global integration dan global choice tidak berhubungan dengan fearsome space. Hal ini menunjukkan bahwa ketakutan terhadap tindak kriminalitas cenderung dirasakan pada skala lokal atau berjalan kaki. Oleh karena itu, desain jaringan jalan perkotaan yang memperhatikan pedestrian dan pencipataan pusat-pusat kegiatan pada skala lokal sangat diperlukan, untuk menciptakan ruas jalan yang aman dan nyaman bagi penggunanya.
Urban spaces are inherently a criminogenic environment that acts as a generator of crime that causes fear of crime or a feeling of insecurity against the potential for criminal acts. The concepts of natural surveillance and eyes on the street show that the design of the built environment, including the configuration of street network that affects the accessibility and busyness of an area or street section, is related to fear of crime. This study aims to explore the relationship between street network configuration and the phenomenon of fear of crime in the Yogyakarta Urban Area. Street network configuration is analyzed using space syntax by measuring connectivity, as well as integration and choice at global dan local scales, while fearsome space is obtained through an analysis of 403 questionnaires by asking respondents to show (geaotagging) area or points that felt to be scary within the urban street network. The correlation between street configuration and fear of crime is carried out using the Spearman test, after first transforming continous data into ordinal data. The results of the study show a significant correlation between the values of connectivity, local integration, and local choice, toward fearsome space, while the global integration dan global choice parameters are not related to fearsome space. This shows that fear of crime tends to be felt on a local or walking scale. Therefore, designing urban street networks with pedestrians in mind and creating local activity centers are essential to create safe dan comfortable street spaces for users.
Kata Kunci : space syntax, fear of crime, konfigurasi jalan, Perkotaan Yogyakarta