MODALITAS INTENSIONAL BAHASA REJANG DIALEK KEPAHIANG
Fenny Tri Siah, Dr. Waru Winarti, M.Hum.
2024 | Tesis | S2 Linguistik
Penerusan bahasa dari generasi ke generasi semakin melemah khususnya
bahasa Rejang. Apabila dibiarkan akan berakibat hilangnya penutur bahasa
tersebut. Mengamati fenomena bahasa seperti modalitas dapat menjadi salah satu
upaya menjaga eksistensi bahasa Rejang. Modalitas yang akrab dengan keseharian
dan berhubungan erat dengan norma psikologis penutur terhadap ujarannya adalah
modalitas intensional. Adapun kategorinya berupa keinginan, harapan, ajakan,
pembiaran, dan permintaan yang lazim diujarkan dalam keseharian. Hal ini dianggap menarik untuk diteliti
khususnya dalam bahasa Rejang dialek Kepahiang. Penelitian ini bertujuan untuk
menginventarisasi, mengklasifikasi, memformulasi pola, dan
menganalisis makna dari bentuk penanda modalitas intensional yang ditemukan dalam
bahasa Rejang dialek Kepahiang. Inventarisasi bentuk penanda modalitas
intensional dibedakan berdasarkan kata dan frasa.
Tahapan klasifikasi disesuaikan dengan kategori kata dan frasa penanda modalitas
intensional. Pola distribusi penanda dianalisis dengan menentukan fungsi
sintaksis dalam kalimat
berpredikasi positif dan negatif. Tahapan
akhir dilakukan guna menganalisis penanda modalitas intensional sesuai
dengan pendapat Alwi tentang modalitas intensional. Hasil penelitian
menunjukkan bentuk penanda modalitas intensional berupa kata terdiri atas
bentuk tunggal (monomorfemik) dan bentuk kompleks (polimorfemik) serta frasa
berupa frasa endosentris koordinatif dan frasa endosentris atributif. Kategori
dari penanda modalitas intensional berupa adverbia, verba, dan interjeksi. Ditemukan
tiga jenis pola distribusi penanda
modalitas intensional, yakni antara
subjek dan predikat, di depan subjek, dan di depan objek. Setiap penanda
modalitas intensional yang ditemukan masing-masing mengisi makna modalitas
intensional seperti keinginan,
harapan, ajakan, pembiaran, dan permintaan.
The language transmission from generation to
generation is increasingly weakening, especially Rejang language. It will
result in the disappearance of speakers of the language without any concern.
Observing language phenomena such as modality can be an effort to maintain the
existence of Rejang language. The modality that is familiar and closely related
to the speaker's psychological norms regarding his speech is the intentional
modality. The categories include eagerness, hopes, invitations, omissions and requests
that are commonly expressed in daily conversation. This is considered
interesting to research especially in the Rejang language of the Kepahiang
dialect. This research
aims to inventory, to classify, to formulate
patterns, and to analyze the meaning of the forms of intentional modality markers found in
the Rejang language of the Kepahiang dialect. The inventory of forms of
intentional modality markers is distinguished based on words and phrases. The
classification stage is adjusted to the categories of words and phrases marking
the intentional modality. The marker distribution patterns
are analyzed by determining the syntactic function
in sentences with positive
and negative predication. The final stage is carried out to analyze markers of the intentional
modality in accordance with Alwi's opinion
about the intentional modality. The results of the research show that the forms
of intentional modality markers are words consisting of single form
(monomorphemic) and complex forms (polymorphemic) as well as phrases in the
form of coordinating endocentric phrases and attributive endocentric phrases.
The categories of the intentional modality markers are adverb, verb, and
interjection. Three types of distribution patterns of the intentional modality
markers are found namely between subject and predicate, in front of the
subject, and in front of the object. Each marker
of the intentional modality fills the meaning
of the intentional modality
such as eagerness, hope, invitation, omission, and request.
Kata Kunci : keinginan, harapan, ajakan, pembiaran, permintaan