Persepsi Pedagang Kaki Lima (PKL) Kuliner Terhadap Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Dan Ansilari Di Teras Malioboro 1

Amara Arvitha Mayangsari, Dr. Wiwik Sushartami, M.A.

2024 | Skripsi | PARIWISATA

Setelah puluhan tahun menempati trotoar Malioboro, para PKL direlokasi menuju tempat berdagang baru, yaitu Teras Malioboro 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pedagang kaki lima (PKL) kuliner terhadap atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan ansilari di Teras Malioboro 1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengambilan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka yang dilakukan dengan desk study untuk mendapatkan informasi dari laman-laman resmi seperti website Pemerintah Kota Yogyakarta dan Teras Malioboro 1. Dari penelitian ini, ditemukan hasil bahwa secara keseluruhan, komponen atraksi dan amenitas dinilai sudah baik oleh para PKL, tetapi pada praktiknya, tidak berdampak baik pada sebagian PKL. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi lapak dan menurut para PKL, dibutuhkan alur wisatawan supaya kunjungan ke lapak lebih merata. Dengan kata lain, Teras Malioboro membutuhkan regulasi alur atau aksesibilitas di dalam gedung. Komponen aksesibilitas relatif dipersepsi baik, kecuali untuk penyediaan kantong parkir bagi PKL, karena jarak kantong parkir ke lapak dagang mempengaruhi kenyamanan mereka. Ketiga komponen tersebut pada akhirnya mengarah pada komponen keempat, yaitu ansilari atau pengelola, karena hambatan yang timbul maupun solusi dari permasalahan yang dihadapi para PKL berkaitan dengan kebijakan pengelola Teras Malioboro 1. Pengelola dipersepsi dengan relatif baik terkait aktifnya penyelenggaraan event, akan tetapi pengelola masih perlu pengembangan lebih lanjut dalam merespon para PKL dan pembuatan kebijakan untuk meningkatkan kunjungan ke lapak secara merata.

After decades of occupying the Malioboro sidewalk, the street vendors were relocated to a new trading place, namely Teras Malioboro 1. This research aims to determine the perceptions of culinary street vendors (PKL) regarding the attractions, amenities, accessibility and ancillary at Teras Malioboro 1. This research uses the descriptive qualitative method by using data collection in the form of observations, in-depth interviews and literature studies carried out using desk studies to obtain information from official websites such as the Yogyakarta City Government website and Teras Malioboro 1. From this research, the results found that overall, the components of attractions and Amenities are considered good by street vendors, but in practice, they do not have a good impact on some street vendors. This is influenced by the location of the stall and according to the street vendors, a flow of tourists is needed so that visits to the stall are more evenly distributed. In other words, Teras Malioboro 1 requires flow or accessibility regulations within the building. The accessibility component is relatively well perceived, except for the provision of parking lot for street vendors, because the distance of the parking lot to the trade stalls affects their comfort. These three components ultimately lead to the fourth component, namely ancillaries or manager, because of the obstacles that arise and the solutions to the problems faced by street vendors in relation to the management policies of Teras Malioboro 1. Managers are perceived relatively well regarding actively organizing events, but managers need further development in responding to street vendors and creating policies to increase visits to stalls evenly.

Kata Kunci : Teras Malioboro 1, atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan ansilari.