Laporkan Masalah

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Lirik Lagu Jawa Kontemporer: Perspektif Kebahasaan dan Sosiolinguistik

Zulisih Maryani, Dr. Suhandano, M.A.; Dr. Yohanes Tri Mastoyo Jati Kesuma, M.Hum.

2024 | Disertasi | S3 Ilmu-ilmu Humaniora

Lagu Jawa kontemporer adalah lagu-lagu yang muncul dan terkenal dalam masyarakat Jawa dalam waktu kira-kira dua puluh tahun terakhir ini. Dengan tetap mempertahankan keaslian lirik bahasa Jawa, ternyata terdapat penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer. Hal tersebut menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer tersebut dapat dikaji berdasarkan bentuk satuan kebahasaannya, kemudian frekuensi penggunaannya dalam ketiga genre, yaitu campursari, dangdut koplo, dan hip hop. Selain itu, juga dapat diteliti hal yang melatarbelakangi penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Terkait dengan data, penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks lirik lagu Jawa kontemporer yang terdapat unsur bahasa Indonesia di samping masih mempertahankan bahasa Jawa di dalamnya. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan proses analisis data. Analisis data dilakukan sesudah data yang terjaring diklasifikasikan sesuai dengan pokok persoalan yang diteliti, juga berdasarkan genre musik yang termasuk dalam lagu Jawa kontemporer, yaitu campursari, dangdut koplo, dan hip hop. Hasil analisis data disajikan secara informal dan formal. Secara informal, analisis data berupa kata-kata biasa yang dapat langsung dipahami ketika dibaca. Sementara itu, secara formal, hasil analisis dengan menggunakan kaidah, dapat berupa rumus, bagan/diagram, tabel, dan gambar. Untuk kemudahan pemahaman, penyajian dengan menggunakan kaidah ini biasanya diawali dan/atau diikuti oleh penyajian secara informal.
Berdasarkan analisis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer dapat disimpulkan bahwa di samping masih mempertahankan bentuk satuan kebahasaan bahasa Jawa, ditemukan penggunaan bahasa Indonesia. Satuan kebahasaan yang ditemukan terdiri atas kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf/bait. Temuan ini mengungkapkan cara-cara kreatif dan variatif dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer. Penggunaan beragam satuan kebahasaan menunjukkan kekayaan ekspresif dan kemampuan adaptasi bahasa dalam konteks musik. Jumlah klausa/kalimat yang signifikan juga menunjukkan upaya penyusunan naratif atau pesan yang kuat melalui lirik, sementara struktur bait mengungkapkan pembagian tematik atau emosional dalam lagu.
Dibandingkan dengan genre dangdut koplo dan hip hop, frekuensi penggunaan bahasa Indonesia dalam genre campursari paling sedikit karena unsur tradisi yang masih sangat kuat walaupun sudah terdapat inovasi adanya penggunaan bahasa di luar bahasa Jawa. Untuk genre dangdut koplo, sebagai perkembangan dari musik dangdut yang berinteraksi dengan musik etnik, bahasa yang digunakan pun lebih beragam termasuk bahasa Indonesia. Frekuensi penggunaan bahasa Indonesia dalam genre dangdut koplo lebih banyak dibandingkan dengan genre campursari. Kemodernan jauh lebih tampak dari kuantitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai upaya untuk memenuhi tempo dangdut koplo yang cenderung lebih cepat agar suasana goyang lebih dinamis dan para penikmatnya bergoyang lebih enerjik. Dari ketiga genre sebagai objek penelitian ini, frekuensi penggunaan bahasa  Indonesia paling banyak di genre hip hop. Lirik lagu hip hop lebih leluasa dibentuk karena irama rapnya. Irama yang sangat cepat seperti dialog tunggal atau monolog menuntut penggunaan bahasa Indonesia yang lebih dikuasai kalangan anak muda daripada penggunaan bahasa Jawa.
        Faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer adalah prestise, pengisi kekosongan untuk ekspresi, estetika dengan rima, hibridisasi, dan humor. Faktor estetika dengan rima paling dominan karena lirik lagu Jawa kontemporer merupakan bentuk puisi yang mengutamakan keindahan yang  salah satunya ditempuh dengan rima atau persajakan. Di samping itu, terdapat juga faktor pengisi kekosongan karena keterbatasan untuk pengungkapan ekspresi dalam bahasa Jawa. Prestise pun menjadi faktor pemakaian bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer karena akan meningkatkan harga diri dan nilai seseorang ketika menggunakan bahasa yang dianggap memiliki kedudukan lebih tinggi. Faktor hibridisasi terjadi karena kedekatan antara penutur terhadap bahasa Jawa dan bahasa Indonesia sehingga menjadikan kedua bahasa tersebut sebagai media berkesenian. Dalam hal ini, kata hibrid dalam lirik lagu Jawa kontemporer adalah gabungan antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Maksud becanda atau humor juga menjadi penyebab penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu Jawa kontemporer.


Contemporary Javanese songs are songs that have emerged and become popular in Javanese society in the last twenty years or so. While maintaining the authenticity of Javanese lyrics, there is the use of bahasa Indonesia in the lyrics of contemporary Javanese songs. This is an interesting thing to discuss. The use of bahasa Indonesia in contemporary Javanese song lyrics can be studied based on the form of the linguistic unit, then the frequency of its use in the three genres, namely campursari, dangdut koplo and hip hop. In addition, the reasons behind the use of bahasa Indonesia in contemporary Javanese song lyrics can also be researched.
The approach in this research uses a descriptive approach. Related to the data, this research is qualitative and quantitative. The source of data in this research is the text of contemporary Javanese song lyrics that contain elements of bahasa Indonesia while still maintaining Javanese language in it. After the data is collected, then the data analysis process is carried out. Data analysis was conducted after the collected data was classified in accordance with the subject matter under study, also based on the music genre included in contemporary Javanese songs, namely campursari, dangdut koplo, and hip hop. The results of the data analysis are presented informally and formally. Informally, the data analysis is in the form of ordinary words that can be immediately understood when read. Meanwhile, formally, the results of analysis using rules can be in the form of formulas, charts/diagrams, tables, and pictures. For ease of understanding, presentation using these rules is usually preceded and/or followed by informal presentation.
Based on the analysis of the use of bahasa Indonesia in contemporary Javanese song lyrics, it can be concluded that in addition to maintaining the form of Javanese language units, the use of bahasa Indonesia is found. The language units found consist of words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs/stanzas. The findings reveal creative and varied ways of using bahasa Indonesia in contemporary Javanese song lyrics. The use of various linguistic units shows the expressive richness and adaptability of language in the musical context. The significant number of clauses/sentences also indicates an attempt to construct a strong narrative or message through the lyrics, while the stanza structure reveals thematic or emotional divisions in the song.
Compared to the dangdut koplo and hip hop genres, the frequency of bahasa Indonesia use in the campursari genre is the lowest due to the strong traditional elements, although there has been innovation in the use of languages other than Javanese. For the dangdut koplo genre, as a development of dangdut that interacts with ethnic music, the language used is more diverse, including bahasa Indonesia. The frequency of the use of bahasa Indonesia in the dangdut koplo genre is more than in the campursari genre. Modernity is more evident in the quantity of bahasa Indonesia used as an effort to fulfil the tempo of dangdut koplo, which tends to be faster in order to make the atmosphere more dynamic and the audience more energetic. Of the three genres as the object of this research, the frequency of the use of bahasa Indonesia is most prevalent in the hip hop genre. The lyrics of hip hop songs are more freely formed because of the rap rhythm. The fast-paced rhythm, such as a single dialogue or monologue, requires the use of bahasa Indonesia, which is more mastered by young people than the use of Javanese.
The factors behind the use of Indonesian in contemporary Javanese song lyrics are prestige, filling in the blanks for expression, aesthetics with rhyme, hybridisation, and humour. The aesthetic factor with rhyme is most dominant because contemporary Javanese song lyrics are a form of poetry that prioritises beauty, one of which is achieved by rhyming. In addition, there is also a fill-in-the-blank factor due to the limitations of expression in Javanese. Prestige is also a factor in the use of bahasa Indonesia in contemporary Javanese song lyrics because it will increase one's self-esteem and value when using a language that is considered to have a higher position. The hybridisation factor occurs due to the proximity between the speakers of Javanese and bahasa Indonesia so that they make both languages as a medium of art. In this case, the hybrid word in contemporary Javanese song lyrics is a combination of Javanese and bahasa Indonesia. The intention of joking or humour is also the cause of the use of bahasa Indonesia in contemporary Javanese song lyrics.


Kata Kunci : bahasa Indonesia, lagu Jawa kontemporer, satuan kebahasaan, kontak bahasa, pergeseran bahasa


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.