Dukungan Studiefonds terhadap Pendidikan Perempuan di Mangkunegaran pada Masa Krisis Ekonomi tahun 1930-1939
Raden Roro Hanun Sakina Fauzianoor, Julianto Ibrahim, M. Hum.
2024 | Skripsi | ILMU SEJARAH
Pada abad ke-20 sistem kolonial yang diadakan oleh Belanda melahirkan adanya modernisasi dalam berbagai bidang, termasuk salah satunya ialah pendidikan. Di Surakarta, terutama di wilayah Mangkunegaran perkembangan pendidikan tidak dapat terlepas dengan adanya dana pendidikan atau lebih dikenal dengan studiefonds yang pertama kali dicetuskan oleh Mangkunegara VI dan dikembangkan oleh Mangkunegara VII. Perkembangan studiefonds dalam sejarah Mangkunegaran pada khususnya tidak selalu berjalan dengan mulus. Sekitar tahun 1930-an perekonomian Indonesia mengalami kemerosotan yang mengakibatkan pengurangan anggaran pendidikan.
Penelitian ini merujuk pada pedoman metode penelitian sejarah. Pertama, pemilihan topik. Kedua, heuristik. Ketiga, verifikasi. Keempat, interpretasi. Kelima, historiografi. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Studiefonds Mangkunegaran memberi kontribusi besar tehadap perkembangan pendidikan perempuan di Mangkunegaran. Meskipun karena krisis ekonomi banyak anggaran pendidikan yang dipotong, menurunnya perekonomian Praja Mangkunegaran pada tahun 1930-an tidak lantas menghentikan penyaluran studiefonds kepada para murid khususnya murid perempuan.
In the 20th century, the colonial system implemented by the Dutch gave birth to modernization in various fields, including education. In Surakarta, especially in the Mangkunegaran region, educational development cannot be separated from the existence of educational funds or better known as studiefonds which were first initiated by Mangkunegara VI and developed by Mangkunegara VII. The development of studiefonds in Mangkunegaran history in particular has not always gone smoothly. Around the 1930s, the Indonesian economy experienced a decline which resulted in a reduction in the education budget.
This research refers to historical research method guidelines. First, topic selection. Second, heuristics. Third, verification. Fourth, interpretation. Fifth, historiography. From the research conducted, it was concluded that Studiefonds Mangkunegaran made a major contribution to the development of women's education in Mangkunegaran. Even though due to the economic crisis many education budgets were cut, the decline in the Mangkunegaran Praja economy in the 1930s did not necessarily stop the distribution of studiefonds to students, especially female students.
Kata Kunci : Studiefonds, Mangkunegaran, pendidikan, perempuan, krisis ekonomi