RISIKO PENDAPATAN USAHA TANI BAWANG MERAH DI KALURAHAN SELOPAMIORO KAPANEWON IMOGIRI KABUPATEN BANTUL
MUHAMMAD FAJAR RIDQI, Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc.; Asih Kusumaningsih, S.P., M.Sc.
2024 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besar pendapatan usaha tani bawang merah, (2) risiko pendapatan usaha tani bawang merah, (3) pengaruh risiko dan faktor-faktor lainnya yang memengaruhi pendapatan usaha tani bawang merah di Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Metode dasar yang digunakan adalah statistik deskriptif, sedangkan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden petani bawang merah. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis One sample t-test, analisis koefisien variasi (CV) dan batas bawah pendapatan (L), serta analisis regresi linear berganda dan sederhana. Hasil perhitungan analisis data menunjukkan bahwa: (1) pendapatan usaha tani bawang merah di Dusun Nawungan I dan II pada MT II Tahun 2023 sebesar Rp7.608.278 dengan P-value ? ? (5%); (2) Nilai CV sebesar 51,90?ngan nilai L sebesar -Rp4.356.659; (3) Faktor-faktor luas lahan, harga bibit, harga pupuk kandang, harga pupuk KCl, harga pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, dan tingkat pendidikan secara simultan berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha tani bawang merah. Sementara itu, faktor-faktor yang meningkatkan pendapatan usaha tani bawang merah adalah luas lahan dan harga pupuk kandang. Sementara itu, faktor-faktor yang menurunkan pendapatan usaha tani bawang merah adalah harga bibit dan harga pupuk KCl. Selain itu, risiko pendapatan juga menurunkan pendapatan usaha tani bawang merah.
This research aims to determine: (1) the income of shallot farming; (2) the risk of shallot farming income; (3) the influence of risk and other factors that influence the income of shallot farming in Selopamioro Village, Imogiri Sub-District, Bantul Regency, DIY Province. The primary method is descriptive statistics and 40 shallot farmers were used as samples determined by purposive methods. The analytical methods used are one sample t-test analysis, analysis of the coefficient of variation (CV) and lower limit of income (L), and multiple and simple linear regression analysis. The data analysis calculations show: (1) that the income from shallot farming in Nawungan I and II Hamlet in MT II 2023 is IDR 7,608,278 with a P-value ? ? (5%); (2) The CV value is 51.90%, with an L value of - IDR 4,356,659; (3) The factors of land area, price of seeds, price of manure, price of KCl fertilizer, price of pesticides, wages for workers outside the family, and level of education simultaneously positively affect the income of shallot farming. Meanwhile, factors that increase shallot farming income are land area and manure prices. Meanwhile, the factors that reduce shallot farming income are the price of seeds and the price of KCl fertilizer. Apart from that, income risk also reduces the income of shallot farming.
Kata Kunci : bawang merah, pendapatan, risiko