KONTESTASI PENGETAHUAN DALAM PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI DI KAWASAN WISATA KAMPUNG WARNA-WARNI JODIPAN, KOTA MALANG
Annisa Rakhmadini, Dr. Djaka Marwasta, S.Si., M.Si.
2024 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Perebutan atas ruang adalah keniscayaan. Sempadan sungai
di Indonesia, beserta badan sungai, mengalami peningkatan pembangunan fisik
relatif cepat utamanya selama sepuluh tahun terakhir. Kawasan Wisata Kampung
Warna-Warni Jodipan Kota Malang merupakan permukiman sekaligus kawasan wisata
yang secara geografis menempati sebagian Sempadan Sungai Brantas, yang mana
secara geomorfologis dan legalitas telah ditetapkan sebagai kawasan lindung
yang seyogianya bebas dari tutupan lahan yang tidak mendukung fungsi sungai.
Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sempadan sungai
oleh masyarakat, pemerintah, serta adakah kontestasi di antara keduanya serta
polanya. Guna tujuan tersebut, penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif
kualitatif, dengan perolehan data melalui wawancara, diskusi kelompok terpumpun,
serta memelajari data sekunder berupa instrumen hukum yang berlaku di lokasi
penelitian. Kontestasi diidentifikasi berpola dominansi pada pemahaman dan
pengelolaan sempadan sungai, berpola koeksistensi pada pemahaman dan
pengelolaan permukiman, serta berpola hibridisasi pada pemahaman dan
pengelolaan kawasan wisata. Studi diharapkan memantik penelitian-penelitian
baru di lokasi ini guna lebih memahaminya, seperti berkenaan dengan daya dukung
lahan, kontribusi pada pendapatan asli daerah, dan kelestarian/keberlanjutan
permukiman dan kawasan wisata ini.
The struggle for space is inevitable. Riparian areas
in Indonesia, along with river bodies, have experienced a relatively rapid
increase in physical development, especially over the last ten years. The
Jodipan Colourful Village Tourism Area, Malang City, is a residential area as
well as a tourism area that geographically occupies part of the Brantas
Riparian Area, which geomorphologically and legally has been designated as a conserved
area that should be free from land cover that does not support the function of
the river. This research then aims to determine the management of riparian area
by the community, government, and whether there is contestation between the two
and its patterns. For these purposes, the research was carried out using a
qualitative descriptive method, by obtaining data through interviews, focused
group discussions, and studying secondary data in the form of legal instruments
that apply at the research location. Contestation was identified as having a
dominance pattern in the understanding and management of riparian area, a
coexistence pattern in the understanding and management of settlements, and a
hybridization pattern in the understanding and management of tourist areas. It
is hoped that the study will trigger new researches at this location to better
understand it, such as regarding the carrying capacity of the land,
contribution to local revenue, and the sustainability of this settlement and
tourism area.
Kata Kunci : kontestasi, permukiman, kawasan wisata, sempadan sungai.