Hal-Hal Luar Biasa yang Dipraktikkan Kader Kesehatan di Kabupaten Temanggung
Dewi Retno Ambarwati, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA., dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D.
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang: Keberhasilan Puskesmas Kranggan dalam penurunan prevalensi stunting tidak lepas dari perilaku luar biasa kader untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Tidak hanya menjalankan peran dan tanggungjawabnya, kader kesehatan juga melakukan tindakan di luar kewajiban mereka yang dapat disebut dengan perilaku luar biasa. Perilaku kader dipengaruhi berbagai faktor motivasi meliputi faktor moneter, faktor nonmoneter dan faktor masyarakat.
Tujuan: Mengeksplorasi perilaku luar biasa kader kesehatan dan faktor yang memengaruhi motivasi kader kesehatan di Kabupaten Temanggung
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Kranggan Kabupaten Temanggung. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling-snowball sampling untuk menentukan subjek penelitian sebanyak 22 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan analisis data menggunakan teknik coding untuk identifikasi tema. Keabsahan data melalui triangulasi sumber, member checking dan peer debriefing.
Hasil: Kader kesehatan tidak hanya menjalankan peran dan tanggung jawabnya tetapi juga melakukan tindakan luar biasa dengan adanya inisiatif dan kesungguhan menyelesaikan masalah di komunitasnya melalui pengorganisasian masyarakat. Kader menerapkan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk menyelesaikan masalah di komunitasnya. Kader menunjukkan kemampuan dalam mengorganisasi komunitasnya melalui mobilisasi sumber daya dan peningkatan hubungan interpersonal. Kader berhasil bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti dengan rekan sesama kader untuk penyediaan mainan edukatif dan dengan komunitas dalam praktik dana sehat dan menjadi community case manager untuk menghubungkan balita bermasalah gizi dengan program PKH. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kader kesehatan meliputi faktor moneter berupa insentif finansial atau material, faktor nonmoneter yaitu dukungan dari Pemerintah Desa dan Puskesmas seperti sarana prasarana, pembinaan, pengawasan dan pelatihan, serta faktor masyarakat berupa dukungan masyarakat sebagai faktor utama yang memotivasi kader. Pengawasan yang kurang dari Puskesmas dan keraguan masyarakat pada kesukarelaan dan kinerja kader dapat menurunkan motivasi kader.
Kesimpulan: Kemampuan kader dalam menerapkan pengetahuan dan pengalamannya serta kemampuan mengorganisasi komunitas merupakan perilaku luar biasa yang dilakukan kader untuk meningkatkan kesehatan komunitasnya. Faktor masyarakat merupakan faktor yang paling memengaruhi motivasi kader.
Background: The success of Puskesmas Kranggan in reducing the prevalence of stunting cannot be separated from the extraordinary behaviour of cadres to improve public health. Not only carrying out their roles and responsibilities, health cadres also take actions beyond their obligations which can be called extraordinary behaviour. Cadre behaviour is influenced by various motivational factors including monetary factors, non-monetary factors and community factors
Objective: To explore the extraordinary behaviour of health cadres and factors influencing health cadre motivation in Temanggung Regency.
Methods: This research used a qualitative method with a case study design in the working area of Puskesmas Kranggan Temanggung Regency. Researchers used purposive sampling-snowball sampling technique to determine 22 research subjects. Data was collected through in-depth interviews and data analysis using coding techniques for theme identification. Data validity through source triangulation, member checking and peer debriefing.
Result: Health cadres not only carry out their roles and responsibilities but also take extraordinary action by taking the initiative and persevering to solve problems in their communities through community organising. Cadres apply their knowledge and experience to solve problems in their communities. Cadres demonstrate the ability to organise their communities through resource mobilisation and improved interpersonal relationships. Cadres successfully collaborate with various parties, such as with fellow cadres for the provision of educational toys and with the community in the practice of healthy funds and become community case managers to link toddlers with nutritional problems to the PKH program. Factors that influence the motivation of health cadres include monetary factors in the form of financial or material incentives, non-monetary factors in the form of support from the village government and Puskesmas such as infrastructure, coaching, supervision and training, and community factors in the form of community support as the main factor that motivates cadres. Lack of supervision from the Puskesmas and community doubts about volunteerism and cadre performance can reduce cadre motivation.
Conclusion: The ability of cadres to apply their knowledge and experience, as well as their ability to organise the community, is an extraordinary behaviour that cadres perform to improve the health of their community. Community factors are the factors that most influence cadres' motivation.
Kata Kunci : kader, masyarakat, motivasi, moneter, nonmoneter, perilaku luar biasa, community case management, pengorganisasian masyarakat, cadres, community, motivation, monetary, non-monetary, exceptional behaviour, community case management, community organizing