Laporkan Masalah

Pluralisme keagamaan :: Studi tentang Pluralitas Agama-Politik dalam Masyarakat Kotagede Kawasan Yogyakarta

ZAIDAN, Aden Wijdan Syarief, Dr. Partini

2004 | Tesis | S2 Sosiologi

Indonesia adalah merupakan salah satu negara-bangsa yang memiliki tingkat plutalitas kehidupannya yang tinggi. Salah satu aspeknya adalah pluralitas kehidupan keagamaannya. Pluralitas kehidupan keagamaan yang dimaksud adalah beragamnya pola hubungan antara cara pandang dan faham keagamaan terhadap masalah politik, sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Dari sekian banyak pola hubungan itu, cara pandang dan faham keagamaan terhadap masalah politik termasuk salah satu yang mengandung multi-tafsir. Mulai dari jaman kolonial, kemudian memasuki masa revolusi kemerdekaan, hingga pasca kemerdekaan, persoalan itu berulangkali mengundang kontroversi. Oleh karena itu, persoalan pluralitas cara pandang dan faham keagamaan hubungannya dengan politik menjadi fokus penelitian ini. Dalam upaya mengungkap masalah tersebutI digunakan metode penelitian kualitatif. Pertimabangan penggunaan metode ini, semata-mata karena fokus masalahnya berhubungan dengan sesuatu yang bersifat nilai atau makna yang melekat pada masalah keyakinan seseorang atau kelompok. Sedangkan pendekatan untuk mencermati masalah itu menggunakan penelitian kasus yang berlokasi di Kotagede Kawasan, Yogyakarta. Dasar pertimbangan dalam memilih lokasi ini, lebih dipengaruhi oleh pengalaman peneliti dengan masyarakatnya. Di samping itu, masyarakat yang mendiami lokasi ini memiliki ciri-ciri yang unik terutama dilihat hubungannya dengan fokus penelitian ini. Keunikan ini, terutama, karena lokasi ini pernah menjadi pusat kebudayaan, pusat perdagangan dan ibu kota sebuah kerajaan besar Islam di Nusantara ini. Oleh kerena itu, memiliki rentangan sejarah yang cukup panjang, yang hingga kini sisa-sisa kejayaannya masih demikian terlihat, setidaknya terasa. Karenanya, tidak heran Kotagede termasuk daerah konsentrasi umat Islam Yogyakarta di samping daerah Kauman dan Karangkajen. Mengenai metode pegumpulan datanya, dilakukan dengan pengamatan dan wawancara mendalam di samping studi lieratur terutama dalam memetakan sisi historisnya. Setelah melalui proses pengumpulan data, kemudian dianalisis, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kotagede Kawasan, yang terkait dengan persoalan relasi agama-politik, terpola pada masyarakat yang dapat membedakan antara persoalan keagamaan dengan persoalan politik. Pembedaan persoalan dimaksud bukan berarti sekular dalam pengertian pemisahan antara hal yang profan dengan yang sakral secara clear cut. Dalam hal ini pembedaan lebih diartikan pada masalah fungsi dan keduduan dari keduanya itu. Pluralitas cara pandang dan faham agama-politik masyarakat Kotagede Kawasan seperti itu, memang memiliki perbedaan dengan yang terjadi di tingkat nasional. Pada tingkat nasional, baik pada masa penjajahan, masa menjelang proklamasi, masa pasca kemerdekaan, masa sidang konstituante, era demokrasi terpimpin, maupun masa orde baru, cara pandang dan faham tentang relasi agama-politik demikian kuat. Bahkan hingga masa reformasi digulirkan, perkemabangan cara pandang dan faham agama-politik terlihat penuh dinamis terutama dimotori oelah kelompok-kelompok Islam garis keras. Dinamika yang terjadi di tingkat nasional itu, ternyata tidak signifikan berpengruh pada masyarakat Kotagede Kawasan. Konsistensi cara pandang dan faham agama-politik masyarakat Kotagede itu, tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor yang ditemukan adalah peran organisasi keagamaan, Muhammadiyah yang tidak mendorong dan melarang masyarakatnya untuk berpolitik. Sepanjang sejarahnya di Kawasan ini, Muhammadiyah sendiri konsisten berperan sebagai oraganisasi sosial-keagamaan. Faktor lainnya dapat dijelaskan bahwa masyarakakat Kotagede Kawasan, pada umumnya, adalah pengrajin dan pedagang yang dinamakan Nakamura sebagai masyarakat terbuka dan rasional, yang pada gilirannya membentuk cara berpikir bahwa persoalan politik adalah temporal sifatnya.

Indonesia is one of nation state which own within high life plurality. One of the aspects is the plurality of religious life. Plurality of religious life meant here is diversity of relation type between perspective and understanding of religion toward politic, social, economy, etc. Among these relation type, religion perspective and its understanding toward politic become one thing has multi interpretations. Since colonial age, then revolution of independence period, till post independence, that matter frequently invites controversy. Therefore, plurality of perspective and understanding of religion problem related to politic becomes focus object of this research. It is used qualitative method to conduct this research. This choice is just based on the focus of this research that relies to the value and the meaning of belief and truth of someone or group. While, analyzing this problem, the researcher uses case research approach, which takes place in Kotagede Kawasan Jogjakarta. The consideration of this location choice is more influenced by experience researcher interacts with society in it. Beside that, society in Kotagede has some unique characteristics, especially when they are looked in a row with this research focus. This unique, in special, because this location has been ever center of culture, center of trade, and the capital of big Islamic kingdom in this nation. Therefore, long historicity owned and the rest of glory able to be watched at the least is still felt. Thus, it not amazing if Kotagede represents center of Moslem Jogjakarta, beside Kauman and Karangkajen. While the method of data collecting is hold by observe and depth interview beside literature study in mapping its historical side. After having data collecting process, then analyzed, it can be concluded that the society of Kotagede Kawasan, related to relation of religion-politic matter, can be patterned as social community where is able to distinguish between religious case and politic case. This differentiation is not meant as secular in the term of separating clearly between profane and sacral. In this case, the differentiation is more understood on the function and existence of both, religion and politic. The perspective and the understanding of religion-politic plurality of Kotagede Kawasan society such that, is different with what on national level. On that level, whether in colonial age, approaching independence, post independence, constituent assembly session time, period of leaded democracy, or new order era, the perspective and understanding of religion-politic relation is so strong. Even till reformation era, the development of that perspective was looked so dynamic, especially promoted by fundamentalism group of Islam. of Kotegede Kawasan. Consistency of religion-politic perspective and understanding of Kotagede society, is certainly influenced by many factors. One factor signed is role of religious organization, Muhammadiyah that doesn't support and prohibit its member to be active in politic. Along its historicity in this area, Muhammadiyah consistently take role as social-religious organization. Other factor can be explained is that Kotagede Kawasan society, generally, are craftsmen and traders, named by Nakamura as opened and rational society, that in certain time designs and sets their point of view looks that politic matter is temporal

Kata Kunci : Pluralisme Agama,Politik,Masyarakat Kotagede


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.