Pengaruh Kedalaman Daging Buah Melon pada Pengambilan Nilai Referensi dalam Perancangan Model Prediksi Brix Menggunakan Non-destructive Testing
RAYZRAN LAKSAMANA WIRAWAN, Dr. Nafis Khuriyati, S.T.P., M.Agr. dan Dr. Agung Putra Pamungkas, S.T.P., M.Agr.
2024 | Skripsi | TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Buah Melon (Cucumis melo L.) merupakan buah yang banyak digemari masyarakat
sehingga produsen perlu untuk menyediakan melon dengan kualitas yang baik
seperti melon dengan rasa yang manis. Namun, banyak ditemukan buah melon yang
kurang manis beredar di masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan pengujian mutu
buah melon yang tepat sebelum sampai ke konsumen. Salah satu pengujian mutu
yang bisa diterapkan adalah pengujian non-destruktif dengan memanfaatkan
teknologi Visible Near-Infrared Spectroscopy (Vis-NIRS). Pada pengujian mutu
buah melon menggunakan Vis-NIRS belum diketahui dan ditetapkan panjang
ukuran pengambilan nilai referensi yang baik. Nilai referensi yaitu nilai total
padatan terlarut (TPT) yang diambil secara destruktif yang nantinya digunakan
sebagai nilai acuan dalam proses pembelajaran ataupun pelatihan pada perancangan
model prediksi Brix buah melon dengan pengujian non-destruktif. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh, tingkat akurasi, dan mekanisme yang tepat dari
adanya perbedaan panjang ukuran pengambilan nilai referensi tersebut. Sampel
buah melon yang digunakan yaitu jenis Honey globe sebanyak 75 buah diberi tanda
sebanyak 6 titik yang tersebar pada bagian pangkal dekat batang, bagian tengah dan
ujung bawah buah. Kemudian dilakukan pengakuisisian spektra menggunakan alat
spektrofotometer genggam yaitu F-750 Felix Instrument pada masing-masing
titiknya. Pengujian destruktif dilakukan dengan mengukur nilai TPT sebagai nilai
referensi yang dilakukan dengan 2 cara, yaitu pada panjang ukuran pengambilan
nilai referensi yang utuh (penuh atau full) atau yang sebagian. Data pengujian
destruktif dan non-destruktif yang diperoleh dilakukan pengolahan menggunakan
jaringan saraf tiruan (JST) untuk pembuatan model prediksi. Pembuatan Model
dilakukan dengan menggunakan data absorbansi hasil pengakuisisian spektra dan
data nilai referensi penuh serta tidak penuh. Kemudian dibandingkan dan ditetapkan
model terbaik. Hasil penelitian menunjukkan model prediksi dengan panjang
ukuran pengambilan nilai referensi yang utuh lebih baik dan akurat dibandingkan
pengambilan nilai referensi yang sebagian. Mekanisme yang baik yaitu mengambil
nilai referensi berupa nilai total padatan terlarut dari sari-sari buah melon secara
utuh pada keseluruhan daging sampel buah melon yang diakusisi spektra.
Melon (Cucumis melo L.) is a fruit that is widely favored by the public, so producers
need to provide high-quality melons, such as those with a sweet taste. However,
there are still many sweet melons circulating in the market. Therefore, proper
quality testing of melons is needed before they reach consumers. One quality test
that can be applied is non-destructive testing using Visible Near-Infrared
Spectroscopy (Vis-NIRS) technology. In quality testing of melons using Vis-NIRS,
a good reference value for measurement length has not been determined. The
reference value is the total soluble solids (TSS) value obtained destructively, which
will later be used as a reference value in the training process to design a predictive
model for melon Brix using non-destructive testing. This study aims to determine
the influence, accuracy level, and precise mechanism of differences in measurement
length for obtaining the reference value. The melon samples used were 75
Honeydew melons marked with 6 points distributed at the stem end, the middle part,
and the bottom end of the fruit. The spectrum was then obtained using a handheld
spectrophotometer, the F-750 Felix Instrument, at each point. Destructive testing
was performed by measuring the TSS value as the reference value, done in two
ways: the duration of measurement to obtain the full (complete) reference value or
partial reference value. The obtained destructive and non-destructive testing data
were processed using artificial neural networks (ANN) to create a predictive model.
Model construction was done using absorbance data from the obtained spectrum
and complete and incomplete reference data. Then, the best model was compared
and determined. The results showed that the predictive model with the full-length
reference value was better and more accurate than the partial reference value. The
optimal mechanism is to use the reference value as the total soluble solids of the
whole melon juice from the entire flesh of the melon sample from which the
spectrum is obtained.
Kata Kunci : Akuisisi Spektra, Brix, Honey Globe, Non-destructive Testing, Visible-Near Infrared Spectroscopy.