Analisis Travel Time pada Saluran Primer Irigasi Sapon dari Intake ke Bangunan Ukur dengan Variasi Bukaan Pintu
Bondan Satria Pamungkas, Dr. Ir. Murtiningrum, S.T.P., M.Eng., IPU., ASEAN Eng; Hanggar Ganara Mawandha, S.T., M.Eng., Ph.D.
2024 | Skripsi | TEKNIK PERTANIAN
Modernisasi irigasi bertujuan untuk meningkatkan tingkat
pelayanan dengan memperbaiki lima pilar irigasi. Salah satu lokasi di mana modernisasi
irigasi telah diterapkan adalah Sistem Irigasi Sapon di Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Di Sistem Irigasi Sapon, sistem kontrol telah
dipasang untuk meningkatkan manajemen irigasi sebagai bagian dari modernisasi
irigasi. Sistem kontrol ini terdiri dari sistem
pemantauan level air dan aktuator untuk mengatur debit berdasarkan kebutuhan
air irigasi. Aktuator akan merespons pembacaan debit oleh sistem pemantauan
level air otomatis dan menyesuaikan bukaan pintu air. Namun, air membutuhkan
waktu untuk bergerak dari pintu intake ke struktur pengukuran sehingga respons
aktuator harus disesuaikan dengan mempertimbangkan waktu tempuh.
Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan waktu tempuh saluran irigasi Sapon untuk memfasilitasi kontrol
otomatis pintu intake irigasi. Pengumpulan data dilakukan di Sistem Irigasi
Sapon, Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, DIY, dengan air
bersumber dari Sungai Progo. Data yang dikumpulkan meliputi level air,
tingkat debit, dan kecepatan air di struktur pengukuran dan pintu intake. Penelitian ini melibatkan dua skenario pembukaan pintu untuk memvariasikan
tingkat debit. Selain itu, perhitungan numerik menggunakan persamaan Manning
dan Saint-Venant dilakukan dengan pemodelan dalam aplikasi HEC-RAS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa waktu tempuh dari intake ke struktur pengukuran di
saluran irigasi Sapon, dengan satu penyesuaian pintu, adalah 65 menit dengan
toleransi 9,64 menit. Sebaliknya, penyesuaian dua pintu menghasilkan waktu
tempuh 47,5 menit dengan toleransi 19,97 menit. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa perubahan dimensi saluran, jenis struktur dalam saluran, dan perbedaan
tingkat debit mempengaruhi waktu tempuh aliran irigasi. Dengan demikian,
modernisasi irigasi dengan kontrol otomatis pintu dapat meningkatkan efisiensi
pengelolaan air irigasi. Implementasi temuan penelitian ini diharapkan dapat
mendukung pertanian presisi di Indonesia melalui pengelolaan air yang lebih
baik.
Irrigation modernization aims to improve level of
service by improving the five irrigation pillars. One such location where
irrigation modernization has been implemented is the Sapon Irrigation System in
Kulonprogo, Yogyakarta Special Region (DIY). In the
Sapon Irrigation System, control system have been installed to improve
irrigation management as part of irrigation modernization. The control system
consists of water level monitoring system and actuator to regulate discharge
based on irrigation water requirement. The actuator will respond to the
discharge readings by automatic water level monitoring system and adjust the
gate opening. However, water needs time to travel from intake gates to
measuring structure so the actuator respond should be adjusted by taking travel
time into account. This study aimed to determine the travel time of Sapon
irrigation channel to facilitate automatic control of irrigation intake gates.
Data collection was conducted in the Sapon Irrigation System, Sidorejo Village,
Lendah District, Kulonprogo Regency, DIY, with water sourced from the Progo
River. Data collected included water levels, discharge rates, and water
velocities at the measurement structures and intake gates. The study involved
two scenarios of gate openings to vary the discharge rates. Additionally,
numerical calculations using the Manning and Saint-Venant equations were
performed with modeling in the HEC-RAS application. The results indicate that
the travel time from the intake to the measurement structure in the Sapon
irrigation channel, with one gate adjustment, is 65 minutes with a tolerance of
9.64 minutes. In contrast, adjusting two gates results in a travel time of 47.5
minutes with a tolerance of 19.97 minutes. The study also shows that changes in
channel dimensions, types of structures within the channel, and differences in
discharge rates influence the travel time of irrigation flow. Thus, irrigation
modernization with automated gate control can enhance the efficiency of
irrigation water management. Implementing these research findings is expected
to support precision agriculture in Indonesia through better water management.
Kata Kunci : Irrigation, Irrigation Modernization, Travel Time, Saint-Venant, HEC-RAS