Analisis Hubungan Tingkat Perkembangan Wilayah dengan Ketimpangan Wilayah di Indonesia
VERA AZIZAH ADRYAWNING, Dr. Geog. Dodi Widiyanto, S.Si., M.Reg.Dev.
2024 | Skripsi | PEMBANGUNAN WILAYAH
Ketimpangan wilayah menjadi salah satu permasalahan dalam pembangunan karena adanya perbedaan pada tingkat perkembangan di setiap wilayah. Adanya perbedaan perkembangan membuat timbulnya wilayah maju dan wilayah terbelakang. Provinsi-provinsi di Indonesia khususnya yang berada di Pulau Jawa memiliki tingkat perkembangan wilayah yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh pembangunan di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kondisi ini juga membuat terjadinya ketimpangan di setiap provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi tingkat perkembangan wilayah di Indonesia tahun 2018-2022; mengidentifikasi tingkat ketimpangan wilayah di Indonesia tahun 2018-2022; dan menganalisis hubungan tingkat perkembangan wilayah dengan ketimpangan wilayah di Indonesia tahun 2018-2022.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif menggunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Identifikasi tingkat perkembangan wilayah dilakukan dengan metode analisis faktor. Tingkat ketimpangan wilayah diidentifikasi dengan metode indeks Williamson. Hasil kedua metode tersebut kemudian dianalisis dengan metode analisis korelasi rank spearman untuk melihat hubungannya. Selain itu, dibentuk pula diagram scatter plot untuk melihat wilayah yang masuk dalam tipologi tertentu. Metode analisis spasial juga dilakukan untuk melihat persebarannya secara spasial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi tingkat perkembangan wilayah dan ketimpangan wilayah di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Di tahun 2018, terdapat 1 provinsi dengan TPW rendah, 15 provinsi sedang, dan 18 provinsi tinggi; serta 11 provinsi dengan ketimpangan rendah, 9 provinsi sedang, dan 13 provinsi tinggi. Di tahun 2019 terdapat 1 provinsi dengan TPW rendah, 18 provinsi sedang, dan 15 provinsi tinggi; serta 12 provinsi dengan ketimpangan rendah, 8 provinsi sedang, dan 12 provinsi tinggi. Di tahun 2020 terdapat 1 provinsi dengan TPW rendah, 17 provinsi sedang, dan 16 tinggi; serta 9 provinsi dengan ketimpangan rendah, 12 provinsi sedang, dan 11 provinsi tinggi. Di tahun 2021 terdapat 1 provinsi dengan TPW rendah, 27 provinsi sedang, dan 6 provinsi tinggi; serta 10 provinsi dengan ketimpangan rendah, 9 provinsi sedang, dan 13 provinsi tinggi. Di tahun 2021 terdapat 1 provinsi dengan TPW rendah, 28 provinsi sedang, dan 5 provinsi tinggi; serta 9 provinsi dengan ketimpangan rendah, 10 provinsi sedang, dan 13 provinsi rendah. Selain itu, terjadi hubungan antara ketimpangan wilayah dengan tingkat perkembangan wilayah pada beberapa faktor di tahun 2018 hingga 2022.
Disparity has become one of the problems in regional development. This relates to variations in the level of development across different regions. These developmental disparities create developed regions and underdeveloped regions. Provinces in Indonesia, especially those in Java Island, exhibit relatively high levels of regional development due to the concentration of development activities in Java. However, this condition also contributes to regional disparities in Indonesia. Therefore, this study aims to identify the level of regional development in Indonesia from 2018 to 2022; identify regional disparity levels in Indonesia from 2018 to 2022; and analyze the relationship between the levels of regional development and the regional disparity in Indonesia during 2018-2022.
The method used in this research is quantitative descriptive using secondary data obtained from related instances. The identification of regional development levels was conducted through factor analysis, while regional disparity levels were identified using the Williamson index method. The results of both methods were then analyzed with the spearman rank correlation analysis method to determine their relationship. Additionally, scatter plots were constructed to visualize regions falling into specific typologies. Spatial analysis methods were also used to examine the spatial distribution.
The results show that there has been a variation in the level of regional development and regional disparity in Indonesia over the last five years. As of 2018, there was 1 province with low regional development (LRD), 15 provinces with medium regional development (MRD), and 18 provinces with high regional development (HRD); also 11 provinces with low regional disparity (LD), 9 provinces with medium regional disparity (MD), and 13 provinces with high regional disparity (HD). In 2019, there was 1 province with LRD, 18 provinces with MRD, and 15 provinces with HRD; also 12 provinces with LD, 8 provinces with MD, and 12 provinces with HD. In 2020, there was 1 province with LRD, 17 provinces with MRD, and 16 provinces with HRD; also 9 provinces with LD, 12 provinces with MD, and 11 provinces with HD. In 2021, there was 1 province with LRD, 27 provinces with MRD, and 6 provinces with HRD; also 10 provinces with LD, 9 provinces with MD, and 13 provinces with HD. In 2022, there was 1 province with LRD, 28 provinces with MRD, and 5 provinces with HRD; also 9 provinces with LD, 10 provinces with MD, and 13 provinces with HD. The results also indicate a relationship between regional disparity and regional development levels in several factors from 2018 to 2022.
Kata Kunci : perkembangan wilayah, ketimpangan wilayah, korelasi