Laporkan Masalah

Identifikasi Asal Dan Sebaran Fluorida Di Pulau Singkep Kabupaten Lingga Kepulauan Provinsi Riau

Faizal Razi, Prof. Dr. rer. nat. Ir. Heru Hendrayana., IPU; Prof. Dr. Ir. Agung Harijoko, ST., M. Eng., IPM

2024 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Mengkonsumsi fluorida pada tingkat rendah dari batas aman akan menimbulkan karies gigi (gigi berlubang) sedangkan konsentrasi tinggi akan menimbulkan fluorosis yang dapat melumpuhkan sistem tubuh. Salah satu faktor geologi yang mempengaruhi konsentrasi fluorida dalam air adalah jenis batuan yang dilalui oleh air dimana salah satu batuan tersebut adalah granit dan hasil pelapukannya. Daerah penelitian masuk dalam Formasi Tandjungbuku didominasi oleh batuan granit serta memiliki beberapa kawasan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dengan komoditi pasir silika (endapan kolluvial) dan granit. Penelitian bermanfaat sebagai bentuk mitigasi dalam rangka kegiatan pertambangan yang akan dilakukan, pasca tambang dan rencana pembangunan kawasan industri pemurnian dan pengolahan pasir silika, dimana dampak yang akan timbul salah satunya adalah naiknya konsentrasi nilai fluorida pada sekitar daerah penelitian baik sebagai sumber geogenik dan antropogenik. Penyelidikan dilakukan dengan melakukan pemetaan geologi, analisa petrografi, analisa XRD dan analisa XRF. Pengambilan sampel air dibagi menjadi air permukaan pada aliran sungai maupun rawa dan air tanah yang diambil pada air sumur masyarakat Desa Resang dan Dusun Tandjungbuku. Daerah penelitian memilik 2 satuan batuan yaitu batuan granit yang berperan sebagai lapisan non akuifer dan endapan kolluvial sebagai akuifer bebas. Analisa petrografi menunjukan mineral-mineral yang berasosiasi dengan fluorida seperti plagioklas, amphibol dan biotit dan diperkuat pada analisa XRD menunjukan hasil yang sama pada pelapukan granit. Hasil XRF memperlihatkan nilai fluorida pada batuan granit adalah 0,23% atau 2300 ppm hal ini memperkuat bahwa granit menjadi sumber dari fluorida. Analisa fluorida pada air permukaan menunjukan nilai 0,01-4,24 mg/L dan air tanah mempunyai nilai yang sama yaitu 0,01 mg/L. 


Consuming fluoride at levels below the safe limit can cause dental caries (tooth decay), while high concentrations can lead to fluorosis, potentially crippling the body's system. One geological factor influencing fluoride concentration in water is the type of rock through which the water passes, with granite and its weathered products being examples. The research area falls within the Tandjungbuku Formation, dominated by granite rock, and contains several Mining Business Permit (IUP) zones with silica sand (colluvial deposits) and granite commodities. The research serves as a form of mitigation in anticipation of mining activities to be conducted post-mining and the development plans for the industrial area of silica sand purification and processing, where one of the impacts expected is an increase in fluoride concentration in the surrounding area, both from geogenic and anthropogenic sources. Investigations were conducted through geological mapping, petrographic analysis, XRD analysis, and XRF analysis. Water samples were collected from surface water in rivers and swamps, and groundwater was taken from wells in Resang and Dusun Tandjungbuku villages. The research area has two rock units: granite rock, acting as a non-aquifer layer, and colluvial deposits as a free aquifer. Petrographic analysis showed minerals associated with fluorides, such as plagioclase, amphibole, and biotite, supported by XRD analysis, indicating the same results in granite weathering. XRF results showed fluoride levels in granite rock at 0.23% or 2300 ppm, reinforcing granite as a fluoride source. Fluoride analysis in surface water showed 0.01-4.24 mg/L values, and groundwater had the exact value of 0.01 mg/L.


Kata Kunci : Fluorida, Geogenik. Antropogenik, Air Permukaan, Air Tanah

  1. S2-2024-495151-abstract.pdf  
  2. S2-2024-495151-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-495151-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-495151-title.pdf