Melampaui Dekolonisasi: Menantang Dominasi Epistemologi Barat Melalui Resistensi Penghayat Kepercayaan

GLORIA EVANDA FIKO, Pinurba Parama Pratiyudha, S.Sos., M.A.

2024 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Indonesia, sebagai negara pasca-kolonial yang mengalami internal colonialism, menempatkan penghayat kepercayaan dalam kekerasan struktural. Internal colonialism di Indonesia menunjukkan bahwa akar persoalan tidak berhenti pada negara, melainkan terdapat kekeliruan pada tataran epistemik. Kekeliruan ini mengakibatkan kekerasan yang menimbulkan perlawanan dari penghayat kepercayaan. Keberadaan penghayat kepercayaan di tengah dominasi wacana yang berupaya untuk melenyapkan mereka merupakan bentuk dari perlawanan itu sendiri. Penelitian ini akan mengungkap bagaimana perlawanan yang dilakukan oleh penghayat kepercayaan terhadap dominasi epistemologi Barat melalui decoloniality. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Foucauldian Discourse Analysis (FDA). Artikel ini akan menyajikan hasil penelitian dalam empat aspek: internal colonialism, border thinking, epistemic disobedience, dan decoloniality. Penelitian ini akan mengungkap bagaimana hegemoni epistemik Barat mendominasi Indonesia dan bagaimana penghayat kepercayaan melawan dominasi tersebut. 

Indonesia, as a post-colonial country that experiences internal colonialism, places indigenous faiths (penghayat kepercayaan) in structural violence. Internal colonialism in Indonesia shows that the root of the problem does not stop at the state, but there is a mistake at the epistemic level. This mistake results in violence that causes resistance from penghayat kepercayaan. The existence of penghayat kepercayaan amid the dominance of the discourse that seeks to eliminate them is a form of resistance. This research will reveal how the resistance carried out by penghayat kepercayaan against the domination of Western epistemology through decoloniality. The method used in this research is Foucauldian Discourse Analysis (FDA), an instrument used to analyze the research data. This article will present the research results in four aspects: internal colonialism, border thinking, epistemic disobedience, and decoloniality. This research will reveal how Western epistemic hegemony dominates Indonesia and how penghayat kepercayaan resists that domination.

Kata Kunci : Decoloniality, Indonesian Indigenous Religions, Border Thinking, Epistemic Disobedience, Discourse