Laporkan Masalah

Strategi Pengembangan Usaha Tani Bawang Merah di Kapanewon Kretek Kabupaten Bantul

TIAD AZZAHRA NOORSAMUDRA, Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, S.U.; Arif Wahyu Widada, S.P., M.Sc.

2024 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)

Komoditas bawang merah yang memiliki permintaan pasar linier dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia menghasilkan potensi usaha tani yang harus dikembangkan. Salah satu provinsi yang memiliki potensi produksi bawang merah adalah DIY di Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan yang cocok diterapkan pada usaha tani bawang merah serta mengetahui perbedaan biaya, pendapatan, dan keuntungan petani yang menerapkan agro electrifying di Kapanewon Kretek. Metode penelitian yang digunakan yakni metode deskriptif analitis yang dilakukan di Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DIY. Metode analisis data menggunakan analisis SWOT dan analisis uji beda dua mean. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kuesioner, observasi, dan studi pustaka. Penentuan sampel dilakukan dengan metode quota sampling yang berjumlah 50 petani dan purposive sampling untuk responden ahli berjumlah 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) usaha tani bawang merah berada pada posisi agresif dengan menerapkan strategi S-O; 2) strategi yang dapat diterapkan diantaranya meningkatkan upaya diseminasi inovasi dan teknologi, pengadaan lelang, mengoptimalkan produksi melalui intensifikasi,  serta ekstensifikasi melalui pemanfaatan lahan pasir; 3) Tidak terdapat perbedaan signifikan pada biaya, namun terdapat perbedaan signifikan pada pendapatan dan keuntungan petani yang menerapkan agro electrifying.

The shallot commodity which has linear market demand with increasing population growth in Indonesia produces farming business potential that must be developed. One of the provinces that has the potential for shallot production is Daerah Istimewa Yogayakarta in Kapanewon Kretek, Bantul Regency. This research aims to find out strategies that are suitable for shallot farming development as well as knowing the differences in costs, income and profits of farmers who implement electrifying agriculture in Kapanewon Kretek. The research method used was descriptive analytical method carried out at Kapanewon Kretek, Bantul Regency, DIY. The data analysis method used was SWOT analysis and two mean difference test analysis. Data collection was carried out using questionnaire interviews, observation and literature study. The sample was determined using the quota sampling method totaling 50 farmers and purposive sampling for expert respondents totaling 5 people. The research result shows that 1) shallot farming is in an aggressive position by implementing the S-O strategy; 2) strategies that can be implemented include increasing efforts to disseminate innovation and technology, holding auctions, optimizing production through intensification, and extensification through the use of sand land; 3) There is no significant difference in costs, but there is a significant difference in the income and profits of farmers who implement electrifying agriculture.

Kata Kunci : usaha tani, bawang merah, SWOT, agro electrifying, farming business, shallot, SWOT, electrifying agriculture

  1. S1-2024-455580-abstract.pdf  
  2. S1-2024-455580-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-455580-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-455580-title.pdf