Laporkan Masalah

Shinzen Kekkonshiki dan Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta: Komparasi Makna Simbolik Ritus Peralihan

OKTAVIANA DWI PRASTIKA, Akbar Rizqi Dhea Habibi, S.S., M.A.

2024 | Skripsi | SASTRA JEPANG

Pernikahan merupakan salah satu fase peralihan dalam ritus kehidupan manusia sehingga diselenggarakan upacara yang bersifat sakral. Objek pada penelitian ini adalah shinzen kekkonshiki dan upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses ritus peralihan dari upacara pernikahan dan mengetahui makna simbolik yang terdapat pada shinzen kekkonshiki dan upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat komparatif. Teori ritus peralihan Van Gennep digunakan untuk mengetahui fase ritus peralihan dari kedua upacara pernikahan. Selanjutnya teori simbolik Victor Turner digunakan untuk menginterpretasi makna satu simbol dengan simbol lain dengan menghubungkan dimensi operasional dan dimensi posisionalnya.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesepadanan makna simbol pada ritual penyucian diri, seserahan untuk pengantin perempuan, penggunaan beras sebagai simbol rasa syukur kepada tuhan, dan posisi pengantin di pelaminan. Adapun perbedaan ditemukan pada makna janji pernikahan, jumlah prosesi pernikahan, peserta upacara pernikahan, dan peran pihak lain pada penyelenggaraan upacara pernikahan.  Perbedaan terjadi karena unsur budaya uchi-soto dan meiwaku wo kakenai pada shinzen kekkonshiki, serta gotong-royong dan srawung pada pernikahan Jawa.

Marriage is one of the rites of passage in a person’s life therefore a sacred ceremony be held. This research's objects are shinzen kekkonshiki and Yogyakarta-style Javanese wedding ceremony. This research aims to find out the ritual process of the wedding ceremony and find out the symbolic meaning that existed in shinzen kekkonshiki and Yogyakarta-style Javanese wedding ceremony. The research method used in this study is a comparative qualitative method. Van Gennep’s rite of passage theory was used to understand the rite of passage phase of the two wedding ceremonies. Furthermore, Victor Turner's symbolic theory is used to interpret the meaning of one symbol with another symbol by connecting its operational dimension and positional dimension. It was found that there is an equivalence in the meaning of symbols in the self-purification ritual, offerings for the bride, the use of rice as a symbol of gratitude towards God, and the position of the bride and groom in the aisle. Then, the differences are found in the meaning of symbols in the wedding vows, the number of the wedding procession, participants of the wedding ceremonies, and the role of the other party in the wedding ceremony organization.  The differences occur due to the cultural elements of uchi-soto and meiwaku wo kakenai in shinzen kekkonshiki, as well as gotong-royong and srawung in Javanese weddings.

Kata Kunci : Pernikahan, Jepang, Jawa, Shinzen kekkonshiki, pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta/Wedding, Japanese, Javanese, Shinzen kekkonshiki, Yogyakarta-style Javanese wedding ceremony

  1. S1-2024-460059-abstract.pdf  
  2. S1-2024-460059-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-460059-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-460059-title.pdf