Laporkan Masalah

Respon Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium Cepa L. Kelompok Aggregatum) ‘Tajuk’ Terhadap Periode Pascapenyinaran UV-B Dan Durasi Penyinaran UV-B

PUJI ASTUTI, Valentina Dwi Suci Handayani, S.P., M.Sc., Ph.D.; Widhi Dyah Sawitri, S.Si, M.Agr., Ph.D.

2024 | Skripsi | AGRONOMI

Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia. Produksi bawang merah di Indonesia berpotensi mengalami penurunan akibat faktor lingkungan. Penyinaran UV-B dapat mengaktifkan gen ketahanan tanaman sehingga dihasilkan metabolit sekunder yang dapat melindungi tanaman dari berbagai cekaman. Pada intensitas UV-B yang tinggi dapat mengakibatkan cekaman fotooksidatif (cekaman radiasi UV-B) yang dapat mempengaruhi morfologi tanaman seperti berkurangnya luas daun, terhambatnya pemanjangan daun, ujung daun terbakar, serta berkurangnya jumlah polong biji. Sementara pada intensitas penyinaran UV-B yang rendah dapat mengaktifkan gen ketahanan tanaman terhadap cekaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek pascapenyinaran UV-B pada umbi benih terhadap pertumbuhan dan produktivitas bawang merah varietas Tajuk dan menentukan durasi penyinaran UV-B yang efektif untuk pertumbuhan dan hasil produksi bawang merah varietas Tajuk. Pada penelitian ini digunakan lampu UV-B Panasonic Osaka Jepang tipe PWFD24UB1PAP. Adapun varietas bawang merah yang digunakan yaitu varietas Tajuk. Periode pascapenyinaran yang digunakan yaitu 1 hari (D1) dan 1 minggu (D2). Sedangkan durasi penyinaran UV-B yang digunakan yaitu 30 menit (P1), 60 menit (P2), dan 90 menit (P3). Terdapat juga perlakuan kontrol tanpa penyinaran UV-B (P0), tanpa penyinaran UV-B + perendaman fungisida diawal (P4), dan tanpa penyinaran + pemeliharaan dengan fungisida (P5). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa secara umum perlakuan periode pascapenyinaran dan durasi penyinaran UV-B yang digunakan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol yang dilakukan petani. Hal ini menunjukkan perlakuan UV-B dan dosis UV-B yang digunakan tidak mengakibatkan stress tanaman. 

Shallots (Allium cepa L. Aggregatum Group) are one of the important horticultural commodities in Indonesia. Shallot production in Indonesia has the potential to decline due to environmental factors. UV-B irradiation can activate plant resistance genes, resulting in secondary metabolites that can protect plants from various stresses. However, high-intensity UV-B irradiation can cause photooxidative stress (UV-B radiation stress), which can affect plant morphology, such as reduced leaf area, inhibited leaf elongation, burnt leaf tips, and reduced pod number. Meanwhile, low-intensity UV-B irradiation can activate plant resistance genes against stress. This study aims to examine the post-UV-B irradiation effects on seed bulb growth and productivity of the Tajuk shallot variety and to determine the effective duration of UV-B irradiation for the growth and production of the Tajuk shallot variety. In this study, UV-B lamps from Panasonic Osaka Japan type PWFD24UB1PAP were used. The shallot variety used was the Tajuk variety. The post-irradiation periods used were 1 day (D1) and 1 week (D2). The UV-B irradiation durations used were 30 minutes (P1), 60 minutes (P2), and 90 minutes (P3). There was also a control treatment without UV-B irradiation (P0), without UV-B irradiation + initial fungicide soaking (P4), and without UV-B irradiation + maintenance with fungicide (P5). Based on the results of the study, it was found that the treatments of post-irradiation period and UV-B irradiation duration did not produce significantly different results compared to the control treatment performed by farmers. This indicates that the UV-B treatments and doses used did not cause plant stress.

Kata Kunci : bawang merah, perubahan iklim, umbi bawang merah, UV-B

  1. S1-2024-462364-abstract.pdf  
  2. S1-2024-462364-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-462364-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-462364-title.pdf