Karakteristik Sampah Laut Antropogenik pada Ekosistem Mangrove di Wilayah Pesisir Adipala - Kabupaten Cilacap
FABIA HULWA SHELFIA PUTRI, Dr. Bachtiar Wahyu Mutaqin, S.Kel., M.Sc
2024 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah yang memiliki ekosistem mangrove terluas di Indonesia yang perlu mendapatkan pengelolaan kawasan mangrove yang terpadu dan terarah. Sebagai salah satu bentuk pelaksanaannya yaitu pengendalian kerusakan, maka perlunya ada penelitian yang menyeluruh pada kawasan mangrove yang ada di Kabupaten Cilacap, termasuk ekosistem mangrove di wilayah pesisir Adipala. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana karakteristik habitat dan mangrove, kaitannya dengan sampah laut yang mencemarinya, dan kondisi kebersihan ekosistem mangrove melalui perhitungan Clean Coast Index (CCI) dan Hazardous Item Index (HII). Pesisir Adipala berangkat dari keberadaan Sungai Adiraja atau Sungai Bengawan Adiraja merupakan bagian dari DAS Tipar dengan hulu yang berada di Kabupaten Banyumas dan bermuara di Samudra Hindia. Sungai ini memiliki penggunaan lahan yang bervariasi mulai dari pemukiman, sawah, perkebunan, tegalan, hingga tambak yang dikelola oleh masyarakat. Wilayah ini memiliki kondisi pasang – surut air laut berupa semi-diurnal atau meso sehingga tidak terlalu tinggi maupun rendah. Mangrove yang mendiami pesisir Adipala terdiri dari empat genus, yaitu Nipah (Nypa) dan Pedada (Sonneratia) dengan penambahan beberapa penemuan genus lain seperti Api – api (Avicennia) dan Bakau (Rhizopora). Sampah laut yang ditemukan berdasarkan aktivitas antropogenik terklasifikasi dalam enam jenis, yaitu plastik, besi, karet, kain, kaca, dan hasil olahan kayu dengan sampah mayoritas berupa sampah plastik sebanyak 58.77%. Selain itu, 99% sampah laut yang ditemukan merupakan sampah makro. Perhitungan CCI menunjukkan pada wilayah kajia berada di kelas IV sebanyak 39?n disusul kelas II sebanyak 36 ?ri luas total area di mana kelas IV menandakan area yang sudah tertutup sampah yang banyak dan cukup banyak pada kelas II. Sementara nilai HII menunjukan kelas II sebanyak 46?n kelas I sebanyak 42%.
Cilacap Regency is one of the areas with the largest mangrove ecosystem in Indonesia that needs integrated and directed mangrove area management. As one form of implementation, namely damage control, there is a need for comprehensive research on mangrove areas in Cilacap Regency, including mangrove ecosystems in the Adipala coastal area. The purpose of this study is to determine the characteristics of habitat and mangroves, their relationship with marine debris that pollute them, and the cleanliness of the mangrove ecosystem through the calculation of the Clean Coast Index (CCI) and Hazardous Item Index (HII). The coast of Adipala departs from the existence of the Adiraja River or Bengawan Adiraja River, which is part of the Tipar watershed with the upstream located in Banyumas Regency and empties into the Indian Ocean. This river has a variety of land uses ranging from settlements, rice fields, plantations, moorlands, to ponds managed by the community. This region has semi-diurnal or meso tidal conditions so that it is not too high or low. Mangroves that inhabit the Adipala coast consist of four genera, namely Nipah (Nypa) and Pedada (Sonneratia) with the addition of several other genus discoveries such as Api - api (Avicennia) and Bakau (Rhizopora). Marine debris found based on anthropogenic activities is classified into six types, namely plastic, iron, rubber, cloth, glass, and processed wood products with the majority of waste in the form of plastic waste as much as 58.77%. In addition, 99% of the marine debris found was macro debris. The CCI calculation shows that the study area is in class IV as much as 39% and followed by class II as much as 36% of the total area where class IV indicates an area that has been covered with a lot of garbage and quite a lot in class II. While the HII value shows class II as much as 46% and class I as much as 42%.
Kata Kunci : Mangroves, Clean Coast Index, Hazardous Item Index, Marine Debris, Anthropogenic Activities