PENGARUH UMUR TERHADAP ESTRUS POST PARTUM (EPP), DAYS OPEN (DO), SERVICE PER CONCEPTION (S/C), DAN CALVING INTERVAL (CI) DI KABUPATEN KULONPROGO
ARIEF BUDI KUSUMO, drh. Erif Maha Nugraha Setyawan, M.Sc., Ph.D.
2024 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN
Daging sapi merupakan sumber bahan
utama yang mengandung kaya akan protein, konsumsi daging sapi di Indonesia pada
tahun 2023 sebesar 816.790 ton dengan jumlah penduduk sekitar 278,84 juta jiwa.
Meningkatnya kebutuhan bahan makanan ini mendorong banyaknya sapi yang akan
dipotong untuk dikonsumsi, sehingga peternak perlu memningkatkan daya
reproduksi sapi potong. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat dari pengaruh umur terhadap laju potensi
performa reproduksi yang dimiliki oleh sapi betina di Kabupaten Kulonprogo
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data status kesehatan dari 176 Sapi betina
yang didapat didapat dengan metode wawancara terhadap peternak untuk mengetahui
informasi mengenai peternak, ternak, manajemen pemeliharaan ternak, dan
performa reproduksi. Pola pemeliharaan sapi akan berguna untuk meningkatan
pertumbuhan sapi pada suatu daerah meliputi pengaruh umur terhadap Estrus
Post Partus (EPP), Days Open (DO), Service per Conception (S/C),
dan Calving Interval (CI). Data dianalisis
dengan menggunakan uji Mann Whitney. Data yang diperoleh dari sapi
betina umur muda yaitu 2-5 tahun, menunjukan rata rata S/C 1,99 ± 1,08 kali,
EPP 4,59 ± 1,6 bulan, DO 5,55 ± 1,79 bulan, dan CI 14,55 ± 1,79 bulan. Sapi
betina umur tua yaitu lebih dari sama dengan 6 tahun, menunjukan rata rata S/C
2,30 ± 1,29 kali, EPP 4,21 ± 1,53 bulan, DO 5,89 ± 2,14 bulan, dan CI 14,89 ±
2,14 bulan. Data dari uji non parametrik Mann Whitney didapatkan
hasil yang tidak signifikan pada S/C, EPP, DO, dan CI pada umur muda dan tua. Pada
sapi muda dan tua tidak memiliki perbedaan signifikan.
Beef is the main source of ingredients that are rich in
protein. Beef consumption in Indonesia in 2023 will be 816,790 tons with a
population of around 278.84 million people. This increasing need for food has
led to more cattle being slaughtered for consumption, so farmers need to
increase the reproductive capacity of beef cattle. This research aims to
determine the level of influence of age on the rate of potential reproductive
performance of female cattle in Kulonprogo Regency, Yogyakarta Special Region
Province. Health status data from 176 female cows obtained through interviews
with breeders to find information about breeders, livestock, livestock rearing
management and reproductive performance. Cow rearing patterns will be useful
for increasing cow growth in an area including the influence of age on Estrus
Post Partum (EPP), Days Open (DO), Service per Conception (S/C), and Calving
Interval (CI). Data were analyzed using the Mann Whitney test. Data obtained
from young female cattle, namely 2-5 years, showed an average S/C of 1.99 ±
1.08 times, EPP 4.59 ± 1.6 months, DO 5.55 ± 1.79 months, and CI 14.55 ± 1.79
months. Older female cattle, namely more than equal to 6 years, showed an
average S/C of 2.30 ± 1.29 times, EPP 4.21 ± 1.53 months, DO 5.89 ± 2.14
months, and CI 14 .89 ± 2.14 months. Data from the non-parametric Mann Whitney
test obtained insignificant results for S/C, EPP, DO, and CI at young and old
ages. In young and old cattle there is no significant difference.
Kata Kunci : CI, DO, EPP, S/C, Umur.