Laporkan Masalah

Kajian Proteksi Radiasi pada Desain Dinding Bunker Linear Accelerator (LINAC)

Rahmat Zayd Sukma, Ir. Ester Wijayanti, M.T. ; Dr. Ir. Widya Rosita, S.T., M.T., IPU

2024 | Skripsi | TEKNIK NUKLIR

Keberadaan layanan radioterapi di Indonesia hanya tersedia di 17 provinsi,sedangkan pada 2022, dilaporkan terdapat 408.661 pasien baru dengan diagnosis kanker di Indonesia, dengan jumlah kematian sebanyak 242.988 kasus. Hal ini membuat jangkauandan akses masyarakat masih terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kemenkes RI menargetkan tiap provinsi memiliki rumah sakit utama pelayanan tatalaksana kanker.Rumah Sakit X akan membangun bunker radioterapi dengan modalitas LINAC dengan tujuan agar bunker tersebut mampu mengurangi laju dosis eksternal sampai di bawah batas dosis yang ditentukan. Telah dilakukan kajian proteksi radiasi pada desain dinding bunker tersebut.  

Kajian dilakukan dengan melakukan studi pustaka untuk menelaah informasi dari penelitian sebelumnya. Studi pustaka juga terkait sejumlah dokumen teknis yang telah dipublikasikan sebelumnya terkait penyediaan instalasi radioterapi di rumah sakit terutama untuk ruang terapi LINAC. Kajian juga dilakukan dengan menghitung ketebalan dinding dan pintu ruang bunker menggunakan metode yang tertera pada IAEA SRS No. 47. Kalkulasi dilakukan pada  paparan primer dinding LINAC 02 (P1),wilayah labirin (P2),dinding ME Area  (P3), dinding atap (P4), Atap sekunder (P5) dan paparan sekunder, ruang Ruang operator LINAC 01 (S1), dinding pembatas taman (S2), ruang outdoor(S3), ruang tunggu (S4), ruang operator LINAC (S5), Ruang TPS(S6), dan atap(S7).  

Diperoleh hasil berupa desain pada bunker RS X nilai ketebalan minimum P1 adalah 205 cm, nilai ketebalan minimum P2 adalah 309 cm, nilai ketebalan minimum P3 adalah 335 cm, nilai ketebalan minimum P4 adalah 346 cm dan nilai ketebalan minimum P5 adalah 340 cm. Nilai P1, P2, P3, P5 dikategorikan aman. Nilai  tebal minimum P4 diperoleh lebih besar dibandingkan nilai tebal perisai yang direncanakan sehingga perlu dilakukan perubahan, diantaranya fungsi ruang tersebut, peninjauan ulang total beban kerja atau perlu diberi perisai tambahan. 

Radiotherapy services in Indonesia are only available in 17 provinces, while in 2022, it will be reported that there will be 408,661 new patients diagnosed with cancer in Indonesia, with a total of 242,988 deaths. This means that community reach and access is still limited. To overcome this problem, the Indonesian Ministry of Health is targeting each province to have a main hospital providing cancer management services. Hospital A radiation protection study has been carried out on the design of the bunker walls.


The study was carried out by conducting a literature study to examine information from previous research. The literature study also relates to a number of technical documents that have been published previously regarding the provision of radiotherapy installations in hospitals, especially for LINAC therapy rooms. The study was also carried out by calculating the thickness of the walls and doors of the bunker room using the method stated in IAEA SRS No. 47. Calculations were carried out on the primary exposure of the LINAC 02 wall (P1), labyrinth area (P2), ME Area wall (P3), roof wall (P4), secondary roof (P5) and secondary exposure, LINAC 01 operator room (S1) , garden dividing wall (S2), outdoor space (S3), waiting room (S4), LINAC operator room (S5), TPS room (S6), and roof (S7).


The results obtained in the form of a design for the RS The values ??P1, P2, P3, P5 are categorized as safe. The minimum thickness value of P4 obtained is greater than the planned shield thickness value so changes need to be made, including the function of the space, reviewing the total workload or needing to provide additional shielding.

Kata Kunci : Proteksi Radiasi, Desain Dinding Bunker, LINAC.

  1. S1-2024-411384-abstract.pdf  
  2. S1-2024-411384-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-411384-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-411384-title.pdf