Laporkan Masalah

Rasionalitas dalam Tradisi Sinoman di Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo

NANDA WIJAYA, Kafa Abdallah Kafaa, S.Sos., M.A.

2024 | Skripsi | ILMU SOSIATRI

Kalurahan Karangsewu merupakan wilayah dengan masyarakat pedesaan yang memiliki nilai–nilai kebersamaan, ketulusan, ketahanan, kegotongroyongan serta masih mempertahankan adat istiadat dan kebudayaan lokal, salah satunya berupa tradisi sinoman. Tradisi sinoman merupakan salah satu entitas kebudayaan masyarakat Jawa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pemberian bantuan berbentuk jasa konsumsi masyarakat, apabila terdapat upacara kematian, pernikahan, dan kegiatan lainnya. Kalurahan Karangsewu memiliki kelompok sinoman yang bergerak sebagai organisasi sosial dan tersebar secara merata hampir pada setiap 17 padukuhan. Berdasarkan karakternya, kelompok sinoman menghimpun dan mengorganisasikan kumpulan penyinom untuk membantu penyelenggara acara dalam menyajikan dan melayani (pramusaji) hidangan kepada para tamu hajatan. Sementara itu, perewang memiliki peran dalam tradisi sinoman untuk menyiapkan perlengkapan dan hidangan dalam acara tersebut. Padahal, masyarakat telah mengenal adanya keberadaan bentuk jasa-jasa pernikahan komersial, seperti catering, wedding organizer, dan event organizer.

Dengan menggunakan konsep modal sosial Fukuyama dan tindakan rasional Max Weber, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman dan pemaknaan masyarakat Kalurahan Karangsewu dalam melaksanakan tradisi sinoman. Pendekatan yang digunakan dalam adalah metode kualitatif eksploratif dengan berdasarkan sumber dari data primer dan sekunder. Sumber penelitian diperoleh dari hasil wawancara mendalam, observasi, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengalaman dan pemaknaan yang diterima oleh masyarakat dalam tradisi sinoman ini melalui radius kepercayaan dari masyarakat itu sendiri. ‘Ora srawung rabimu suwung’ merupakan pengalaman yang didasarkan atas bentuk penerimaan masyarakat, berupa sanksi sosial apabila seperangkat norma tersebut dilanggar. Namun, terbantahkan pula melalui dogma dalam tradisi ewuh-pakewuh. Secara tidak langsung, tindakan rasional seseorang mendapatkan pengaruh untuk mengikuti tradisi sinoman.

Karangsewu is a rural area with a strong sense of community, sincerity, resilience, and mutual cooperation. It also upholds local customs and traditions, one of which is the sinoman tradition. The sinoman tradition is a Javanese cultural practice that aims to fulfill the needs of the community by providing assistance in the form of food and beverage services during ceremonies such as funerals, weddings, and other events. Karangsewu has sinoman groups that function as social organizations and are spread evenly across almost all of its 17 hamlets. Based on their character, sinoman groups gather and organize a group of penyinom to help the event organizer serve and cater to guests. Meanwhile, perewang have a role in the sinoman tradition to prepare the equipment and food for the event. Despite the existence of commercial wedding services such as catering, wedding organizers, and event organizers, the sinoman tradition remains an integral part of Village Karangsewu's social fabric.

Using Fukuyama's concept of social capital and Max Weber's theory of rational action, this study aims to understand the experiences and meanings of the people of Village Karangsewu in carrying out the sinoman tradition. The research approach employed is qualitative exploration, using both primary and secondary data sources. The research data was obtained through in-depth interviews, observations, literature studies, and documentation. The results of the study show that there are experiences and meanings received by the community in this sinoman tradition through the radius of trust of the community itself. 'Ora srawung rabimu suwung' is an experience based on the form of community acceptance, namely social sanctions if this set of norms is violated. However, it is also refuted through the dogma in the ewuh-pakewuh tradition. Indirectly, a person's rational action is influenced to follow the sinoman tradition.

Kata Kunci : Modal Sosial, Tindakan Rasional, Tradisi Sinoman

  1. S1-2024-459856-abstract.pdf  
  2. S1-2024-459856-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-459856-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-459856-title.pdf