Makna Identitas Perempuan dengan Peran Ganda di Kelas Menengah Indonesia Ditinjau dengan Perspektif Feminisme Liberal Betty Friedan
ESA GENIUSA RELIGISWA MAGISTRAVIA, Dr. Septiana Dwiputri Maharani, S.S., M.Hum.; Rona Utami, S.Fil., M.Fil.
2024 | Skripsi | ILMU FILSAFAT
Penelitian ini berlatarbelakang persepsi masyarakat yang dipengaruhi kondisi sosial dan budaya yang menimbulkan definisi perempuan sebagai pihak bertanggung jawab atas tugas domestik dan perempuan pekerja. Kondisi ini memunculkan ekspektasi peran ganda pada perempuan di kelas menengah Indonesia. Perempuan diwajibkan melaksanakan dua peran sekaligus yang tak jarang memunculkan perasaan dilema terkait identitas perempuan sesungguhnya. Tujuan penelitian ini berfokus dalam dua hal. Pertama, analisis kondisi perempuan dengan peran ganda di kelas menengah Indonesia yang tergambar dari wacana yang beredar di masyarakat. Kedua, analisis identitas diri perempuan kelas menengah di Indonesia dalam ekspektasi peran ganda berdasarkan perspektif feminisme Betty Friedan.
Penelitian ini merupakan studi kepustakaan kualititaf dengan metode hermeneutika filosofis. Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif filosofis melalui unsur analisis metodis. Tahapan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data literatur dan 18 data wacana yang bersumber dari artikel berita. Data yang telah terkumpul dianalisis mengunakan unsur metodis, seperti interpretasi, induksi-idealisasi, kesinambungan historis, dan deskripsi.
Hasil penelitian identitas diri perempuan dalam ekspektasi peran ganda di kelas menengah Indonesia menghasilkan dua temuan. Pertama, masyarakat Indonesia memiliki persepsi bahwa perempuan dapat menjalankan dua peran sekaligus, tetapi perempuan Indonesia mendefinisikan identitasnya berdasarkan satu peran yang dilakukan, meskipun kenyataannya perempuan menjalankan dua peran. Kedua, kondisi perempuan Indonesia dengan peran ganda jika dilihat berdasarkan perspektif feminisme Betty Friedan tidak ideal karena sudah sepatutnya perempuan tidak terpengaruh oleh ekspektasi budaya yang diinginkan oleh masyarakat terlepas dari kondisi sosial. Perempuan secara alami dapat memiliki kebebasan untuk memilih peran yang diinginkan sesuai dengan kemampuannya.
This research is set against the perception of society influenced by social and cultural conditions that have led to the definition of women as those responsible for domestic tasks and women in labour. This condition has led to expectations of dual roles for women in the Indonesian middle class. Women are required to perform two roles simultaneously, leading to dilemmas regarding women's true identity. The research focuses on two things. First, to analyze the condition of women with dual roles in middle-class Indonesia as reflected in the discourse circulating in society. Second, to analyze the self-identity of middle-class women in Indonesia in the expectation of dual roles based on Betty Friedan's feminist perspective.
This research is a qualitative literature study with a philosophical hermeneutic method. The research approach uses philosophical descriptive elements through methodical analysis. This research began with collecting literature data and 18 discourse data sources from news articles. The data that has been collected is analyzed using methodical elements, such as interpretation, induction-idealization, historical continuity, and description.
The results of the research on women's self-identity in dual role expectations in the Indonesian middle class resulted in two findings. First, Indonesian society has a perception that women can perform two roles at once, but Indonesian women define their identity based on one role performed, even though women perform two roles. Second, the condition of Indonesian women with dual roles when viewed from the perspective of Betty Friedan's feminism is not ideal because women should not be affected by cultural expectations desired by society regardless of social conditions. Women can naturally have the right of freedom to choose the role that they want according to their abilities.
Kata Kunci : Betty Friedan, feminisme liberal, perempuan kelas menengah, kebebasan memilih, peran ganda