Determinan Pekerja Berpendapatan Rendah (Low Pay Worker) di Daerah Istimewa Yogyakarta (Analisis Data Sakernas Tahun 2022)
VATIKHA FAUZIAH, Dr. Abdur Rofi`, S.Si., M.Si.
2024 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Indonesia sedang mengalami transisi demografi yang menyebabkan terjadinya bonus demografi. Bonus demografi yang terjadi bisa menjadi potensi menguntungkan karena bisa dimanfaatkan sebagai modal dasar dalam pembangunan. Potensi yang ada juga diikuti oleh tantangan yang harus dihadapi seperti permasalahan mengenai keterbatasan lapangan kerja, pengangguran, penghasilan yang rendah, kemiskinan, serta kualitas pekerja yang kurang mumpuni sehingga produktivitasnya rendah. Beberapa permasalahan tersebut berkaitan dengan kurangnya pemanfaatan tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan kurangnya pemanfaatan tenaga kerja dilihat dari aspek pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan mengkarakterisasi pekerja berpendapatan rendah di DI Yogyakarta serta mengetahui pengaruh faktor karakteristik individu terhadap peluang pekerja menjadi pekerja berpendapatan rendah di DI Yogyakarta. Faktor karakteristik individu yang digunakan ialah jenis kelamin, umur, status perkawinan, wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, lapangan pekerjaan utama, dan status pekerjaan utama. Data yang digunakan dalam penelitian ialah data sekunder data mikro (raw data) hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Bulan Agustus 2022 DI Yogyakarta. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial menggunakan regresi logistik biner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pekerja berpendapatan rendah jumlahnya rendah pada daerah urban dan pada daerah yang mendapatkan pengaruh besar dari keberadaaan daerah urban tersebut. Adapun karakteristik yang dimiliki berupa pekerja berpendapatan rendah cenderung merupakan pekerja yang berjenis kelamin perempuan, berpendidikan rendah, tenaga kerja berusia muda dan tua, belum menikah, tinggal di perdesaan, bekerja di sektor informal dan memiliki lapangan pekerjaan utama pertanian. Selain itu, ketujuh karakteristik individu tersebut berpengaruh signifikan terhadap peluang pekerja menjadi pekerja berpendapatan rendah.
Indonesia is currently undergoing a demographic transition, leading to a demographic bonus. This demographic bonus can be advantageous as it can be leveraged as a fundamental asset for development. However, this potential also comes with challenges such as limited job opportunities, unemployment, low income, poverty, and a less competent workforce leading to low productivity. These issues are related to the underutilization of labor.
This study focuses on the underutilization of labor from the perspective of income. The aim of this research is to map and characterize low pay workers in Yogyakarta and to understand the influence of individual characteristics on the likelihood of workers becoming low pay workers in Yogyakarta. The individual characteristics considered are gender, age, marital status, place of residence, highest level of education attained, main occupation, and main employment status. The data used in this research is secondary microdata (raw data) from the National Labor Force Survey (Sakernas) conducted in August 2022 in Yogyakarta. The data is processed using descriptive quantitative and inferential statistics, specifically binary logistic regression.
The results show that the percentage of low pay workers is lower in urban areas and in areas significantly influenced by urban regions. The characteristics of low pay workers tend to include being female, having low education levels, being young or old, unmarried, living in rural areas, working in the informal sector, and having agriculture as the main occupation. Additionally, all seven individual characteristics significantly influence the likelihood of workers becoming low pay workers.
Kata Kunci : Pekerja Berpendapatan Rendah, Karakteristik Individu, Determinan, Low Pay Workers, Individual Characteristics, Determinants