Membangun Civil Society Islam Nahdlatul Ulama :: Kajian kritis terhadap paham Ahlussunah Wal Jamaah NU
PANGKEY, Lefina Freini, Prof.Drs. John A. Titaley, Th.D
2004 | Tesis | S2 Perbandingan AgamaPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Paham Ahlussunnah wal Jamaah Islam Nahdlatul Ulama dan menguraikan Konsep Ahlussunnah wal Jamaah dalam perspektif civil society. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bahan primernya adalah literatur yang berupa kajian tentang NU dan Ahlussunnah wal Jamaah yang ditulis oleh cendikiawan dan tokoh-tokoh NU yaitu Dr. Said Agiel Siradj, Muhammad Tholhah Hasan, Mujamir Qomar, Choirul Anam, Abdurahman Wahid, dll. Sedangkan data sekundernya yaitu literatur tentang civil society, sejarah ke-Indonesia-an dan Pancasila, yang juga didukung oleh Jurnal, majalah, makalah, koran dan tulisan-tulisan yang membahas tentang topik ini pada umumnya dan ahlussunnah wal jamaah pada khususnya . Tipe metode penelitian kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini adalah tipe eksploratif dengan menggunakan analisa komparatif, yaitu mengeksplorasi berbagai gagasan atau ide-ide paham Ahlussunah wal Jamaah Islam Nahdlatul Ulama kemudian akan dikomparasikan dengan gagasan tentang civil society secara umum dan secara khusus gagasan civil society dari Tocqueville. Sehingga dari metode ini diharapkan mampu membangun filosofi baru mengenai civil society dalam pemahaman Islam Nahdlatul Ulama dalam konteks Indonesia. Akhirnya dari penelitian yang telah dilakukan menghasilkan konsep-konsep civil society Islam Nahdlatul Ulama melalui pemahaman terhadap Ahlussunnah wal Jamaah. Konsep-konsep itu adalah : 1). Konsep Pluralis dan Inklus if yaitu menerima dan mengakui keberagaman suku, budaya, bahasa dan agama di Indonesia. 2). Konsep Inklusif atas Dasar Keagamaan, yaitu terbuka untuk berdialog dengan komponen lain sampai pada tranformasi nilai dan moral dengan tetap menghargai akan doktrin agama yang berbeda. 3). Konsep Akomodatif, Selektif, dan Proporsional atas Dasar Sosiologi, yaitu Pengukuhan kembali akar budaya Indonesia dengan tetap berusaha menciptakan masyarakat beragama. 4). Konsep Kontekstual atas Dasar Kenegaraan yaitu mengkontekstualkan ajaran agama dengan keadaan Negara, yaitu dengan konteks negara dan kebutuhan-kebutuhan pembangunan Bangsa dan Negara, dalam hal ini Pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5) Konsep Egalitarian atas Dasar Politik, yaitu adanya kesamaan derajat dan jaminan serta perlakuan yang sama setiap warga Negara secara konstitusional, yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bagi Tocqueville ciri-ciri civil society seperti ini yang dapat mewujudkan pluralitas, kemadirian dan kapasitas politik civil society dalam suatu Negara, sehingga warga Negara akan mampu mengimbangi dan mengontrol kekuatan Negara. Dengan paradigma civil society itulah Nahdlatul Ulama berusaha untuk mengembalikan harkat warga Negara Indonesia sebagai pemilik kedaulatan dan demokrasi sebagai sistem politik yang mampu menjamin partisipasi mereka secara terbuka. Sehingga dalam civil society setiap kecendrungan partikularisme di hindari namun ia juga menolak totalisme dan uniformisme. Ia menghargai kebebasan individu, namun menolak anarkhi; ia membela kebebasan berekspresi tetapi pada saat yang sama menuntut tanggung jawab etik; ia menolak intervensi Negara, tetapi tetap memerlukan Negara sebagai pelindung dan penengah konflik, baik internal maupun eksternal.
The aim of this research is to describe the conviction of Ahlussunnah wal Jamaah of Islam Nahdlatul Ulama and explain it’s concept in the civil society perspective This research is library research conducted by employing qualitative method whose literatures of Ahlussunnah wal Jamaah and Nahdlatul Ulama written by leaders of NU such as Dr Sa id Agie Siradj, Muhammad Tholhah Hasan, Mujamir Qomar, Choirul Ana m, Abduraman Wahid and so forth become the primary resources. The second literatures are around civil society, Indonesian history and Pancasila which is supported by jurnal, magazine, papers, newspaper and writing discussing these topics in general and Ahlussunnah wal Jamaah in particular. The type of this research is explorative in which it is conducted through comparative analysis by observing various views of Ahlussunnah wal Jamaah of NU which are generally compared to those of civil society theories especially to the views of Tocqueville. The method is expected to create new philosophy of civil society understood by Nahdalatul Ulama in Indonesia. The primary results of this research are: 1). Understanding Pluralism and Inclusive concept that is receiving and admitting the varieties of tribes, culture, language and religion in Indonesia. 2) Inclusive concept based on religious convenience that is open to dialogue with other up to the transformation of value without underestimating other religious doctrine. 3). Accommodative, Selective and Proportional concept based on sociology that is to perceive Indonesian cultures in building the religious society. 4). Contextual concept based on state that is to contextualization between state and the religion teaching. Actualize religious values toward state in establishing state and nation that is the Republic of Indonesia. 5). Egalitarian concept based on Politics that is building of equality of dignity to guarantee people to achieve proper treatment constitutionally which is based on Pancasila and The constitution of 1945. Such a features of civil society according to Tocqueville can embody plurality, independence and political capacity of civil society in state where the citizens could balance and control to power of state
Kata Kunci : Islam,NU,Civil Society,Ahlussunah Wal Jamaah, Civil society, State, Ahlussunnah wal Jamaah, Islam Nahdlatul Ulama