Laporkan Masalah

Ketidakharmonisan Kristen dan Islam di Perumahan Agape, Desa Tumaluntung, Kecamatan Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara (Sebuah Pendekatan Analisis Wacana Kritis)

Abdul Rahman, Promotor: Dr. Amir Ma’ruf, M.Hum, Ko-Promotor: Dr. Adi Sutrisno, M.A.

2024 | Disertasi | S3 Ilmu-ilmu Humaniora

Disertasi ini berjudul “Ketidakharmonisan Kristen dan Islam di Perumahan Agape, Desa Tumaluntung, Kecamatan Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara (Sebuah Pendekatan Analisis Wacana Kritis)”. Tujuan penelitian ini untuk menemukan bentuk ketidakharmonisan yang ditimbulkan akibat konflik Kristen dan Islam. Metode penelitian ini menggunakan metode triangulasi Analisis Wacana Kritis untuk menganalisis, menginterpretasi, dan mendeskripsikan bentuk ketidakharmonisan secara kualitatif dan komprehensif.
Hasil penelitian ditemukan bahwa bentuk ketidakharmonisan, ketidakadilan sosial, diskriminasi, dominasi, adanya relasi kekuasaan, hegemoni dan kekerasan akibat aksi penolakan pembangunan tempat ibadah Al-Hidayah di Perumahan Agape merupakan. Indikatornya melalui analisis kosakata yang paling sering diulang, berdasarkan arti teks dalam  KBBI, berdasarkan interpretasi makna teks dan konteks situasionalnya, dan kosakata tersebut dapat dijadikan kata kunci yang merepresentasikan bentuk ketidakharmonisan. Pada analisis konteks, analisis meso-stuktural dan makro-stuktural mengungkap relasi intertekstual dan interwacana secara historis, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global, terkait fenomena penolakan pembangunan tempat ibadah. Dalam menganalisis relasi dibalik ketidakharmonisan sosial, ditemukan berbagai bentuk pengaruh ideologi, relasi kekuasaan, hegemoni, kekerasan simbolik maupun kekerasan verbal. Dari temuan tersebut, disimpulkan bahwa bentuk ketidakharmonisan tersebut dipengaruhi oleh ideologi mayoritanisme dan chauvinisme yang menjadi penyebab pecahnya konflik sosial antar agama Kristen dan Islam.
Berdasarkan berbagai temuan tersebut, potensi ketidakharmonisan antar agama bisa dimitigasi di masa yang akan datang. Sebagai resolusi untuk menciptakan keharmonisan, peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kuasa adat yang diberlakukan di berbagai daerah di Indonesia perlu ditinjau kembali secara komprehensif.

Kata kunci: ketidakharmonisan, analisis wacana kritis, penolakan pembangunan tempat ibadah.

This dissertation is entitled "Christian and Islamic Disharmony in Agape Housing, Tumaluntung Village, Minahasa District, North Minahasa Regency (A Critical Discourse Analysis Approach)". The purpose of this research is to find the form of disharmony caused by the conflict between Christianity and Islam. This research method uses the triangulation method of Critical Discourse Analysis to analyze, interpret, and describe the form of disharmony qualitatively and comprehensively.
The results of the study found that the form of disharmony, social injustice, discrimination, domination, the existence of power relations, hegemony and violence due to the rejection of the construction of the Al-Hidayah place of worship in Agape Housing is. The indicator is through the analysis of the most frequently repeated vocabulary, based on the meaning of the text in KBBI, based on the interpretation of the meaning of the text and its situational context, and the vocabulary can be used as a keyword that represents a form of disharmony. In context analysis, meso-structural and macro-structural analysis reveals historical intertextual and interdiscursive relationships, both at the local, national, and global levels, related to the phenomenon of rejection of the construction of places of worship. In analyzing the relationship behind social disharmony, various forms of ideological influence, power relations, hegemony, symbolic violence and verbal violence are found. From these findings, it is concluded that the form of disharmony is influenced by the ideology of majoritarianism and chauvinism which is the cause of the outbreak of social conflicts between Christianity and Islam.
Based on these findings, the potential for interreligious disharmony can be mitigated in the future. As a resolution to create harmony, the laws and regulations, customary laws and customary powers enforced in various regions in Indonesia need to be reviewed comprehensively.

Keywords: disharmony, critical discourse analysis, rejection of the construction of  places of worship


Kata Kunci : ketidakharmonisan, analisis wacana kritis, penolakan pembangunan tempat ibadah/disharmony, critical discourse analysis, rejection of the construction of places of worship

  1. S3-2024-420762-abstract.pdf  
  2. S3-2024-420762-bibliography.pdf  
  3. S3-2024-420762-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2024-420762-title.pdf