Laporkan Masalah

Identifikasi, Prevalensi, dan Intensitas Ektoparasit pada Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) di Daerah Istimewa Yogyakarta

UMMAH FARIKHA 'ULYA, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si

2024 | Skripsi | BUDIDAYA PERIKANAN

Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan komoditas perikanan yang memiliki minat pasar yang tinggi. Budidaya lobster air tawar dapat dilakukan di kolam maupun di akuarium karena tidak membutuhkan air yang banyak dan lahan yang luas. Penyakit infeksi pada lobster dapat disebabkan oleh infeksi parasit. Infeksi yang disebabkan oleh parasit berpengaruh pada penurunan produktivitas, memperlambat pertumbuhan, penurunan produksi, penurunan reproduksi, kematian masal, kelainan pada insang, serta perilaku yang menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui prevalensi serta intensitas ektoparasit yang menyerang lobster air tawar di Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman, Bantul, dan Kulon Progo). Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 36 ekor pada setiap lokasi. Pengamatan ektoparasit diambil dari insang, karapas, ekor, kaki jalan, dan kaki renang yang diamati menggunakan mikroskop kemudian dilakukan pewarnaan. Identifikasi dilakukan secara morfologi dan molekuler menggunakan primer Univ_Prst untuk menganalisis gen 18S SSU rRNA. Spesies parasit yang ditemukan antara lain Temnosewellia sp., Decadidymus gulosus., Diceratocephala boschmai, dan dua jenis yang tidak teridentifikasi. Parasit yg mendominasi adalah Temnosewellia sp. Prevalensi Temnosewellia sp. di Kulon Progo sebesar 100%, Sleman sebesar 94,4%, dan Bantul sebesar 80,5%. Intensitas Temnosewellia sp. di Kulon Progo sebanyak 37,08 individu/ekor, Sleman sebanyak 27,29 individu/ekor, dan Bantul sebanyak 10,72 individu/ekor. Adanya perbedaan jumlah ektoparasit pada setiap tempat dapat disebabkan oleh kualitas air selama masa pemeliharaan.

Freshwater lobster or crayfish (Cherax quadricarinatus) is a popular fishery commodity with high market interest. Crayfish can be cultivated in ponds or aquariums because it does not require a lot of water and a large area of land. Infectious diseases in crayfish can be caused by parasites infection with pathogenic agents. Infections caused by parasites have an effect on reducing productivity, slow growth, decrease production, decrease reproduction, mass mortality, gill abnormalities, and deviant behavior. This study aims to identify and determine the prevalence and intensity of ectoparasites that attack crayfish in Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman, Bantul, and Kulon Progo). Sampling conducted by simple random sampling method with a total of 36 samples at each location. Ectoparasites observations were taken from the gills, carapace, tail, walking legs, and swimming legs that observed under the microscope, then stained. Identification was carried out morphologically and molecularly using Univ_Prst primers to analyze the 18S SSU rRNA gene. The parasite species found were Temnosewellia sp., Decadidymus gulosus, Diceratocephala boschmai, and two unidentified species. The dominated parasite was Temnosewellia sp.. The prevalence of Temnosewellia sp. in Kulon Progo was 100%, Sleman was 94.4%, and Bantul was 80.5%. The intensity of Temnosewellia sp. in Kulon Progo was 37,08 individuals/head, Sleman was 27.29 individuals/head, and Bantul was 10.72 individuals/head, respectively. The difference number of ectoparasites in each place can be caused by water quality during the rearing period

Kata Kunci : lobster, parasit, ektoparasit, Temnosewellia, intensitas, prevalensi

  1. S1-2024-462393-abstract.pdf  
  2. S1-2024-462393-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-462393-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-462393-title.pdf