Pengaruh Zat Aditif dan Tegangan pada Proses Electroplating dalam Pembuatan Canting Batik Cap Berbahan Plastik Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) yang Dilapisi Tembaga
FAHREZA FAILASUFA PUTRI IBRAHIM, Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM.
2024 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI
Batik, sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO,
memiliki peran penting dalam ekonomi nasional dan budaya. Salah satu jenis batik
yang populer adalah batik cap, yang menggunakan canting cap untuk menghasilkan
motif. Akan tetapi, produksi canting cap menghadapi berbagai tantangan, seperti
kurangnya regenerasi pengrajin pada generasi muda, harga tembaga yang tinggi,
dan waktu produksi yang bergantung pada kerumitan motif yang diinginkan.
Dengan adanya tantangan tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan teknologi produksi canting batik cap dengan menggunakan mesin
3D-Printing berbahan dasar plastik Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) yang
dilapisi tembaga menggunakan teknologi electroplating.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen full factorial untuk
mengevaluasi pengaruh penambahan zat aditif dan tegangan pada proses
electroplating terhadap kualitas canting batik cap yang dihasilkan. Zat aditif yang
digunakan adalah Polyethylene Glycol (PEG) dan ion klorida, dengan variasi
tegangan 1,5V, 2V, dan 2,5V. Penilaian kualitas hasil electroplating dievaluasi
berdasarkan penambahan massa dan kekasaran permukaan. Metode Grey
Relational Analysis (GRA) digunakan untuk menentukan kombinasi parameter
optimal, yaitu penambahan massa tinggi dan kekasaran permukaan rendah.
Kombinasi parameter optimal kemudian diterapkan pada canting batik cap motif
dasar cecek, lengkung, garis lurus, dan sawut dengan variasi ukuran yang berbeda
untuk dilakukan penilaian kepada ahli. Penilaian ahli dilakukan untuk mengevaluasi
kualitas batik yang dihasilkan berdasarkan 5 kriteria, yaitu ketembusan malam,
ketebalan malam, kerapian garis, kontinuitas garis, dan kontinuitas ketebalan garis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan zat aditif dan variasi
tegangan berpengaruh signifikan terhadap kekasaran permukaan, tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap penambahan massa. Kombinasi parameter optimal
yang ditemukan adalah tanpa penambahan zat aditif dan tegangan sebesar 2V.
Berdasarkan hasil penilaian ahli, motif cecek menunjukkan performa yang cukup
baik dengan rata-rata nilai 2,93 di semua kriteria, motif lengkung dan garis lurus
memiliki rata-rata tertinggi, yaitu 3,33. Sebaliknya, motif sawut menunjukkan rata
rata nilai yang lebih rendah di semua kriteria dengan nilai rata-rata sebesar 2,4.
Dimensi minimal yang dapat dibentuk oleh canting batik cap berbahan plastik yang
dilapisi tembaga adalah sebagai berikut: untuk motif cecek,diameter minimal yang
dapat dibentuk adalah 1 mm; untuk motif lengkung, diameter minimal adalah 3 mm
dengan ketebalan garis 1,25 mm; untuk motif garis lurus, ketebalan garis minimal
adalah 1 mm; dan untuk motif sawut, ketebalan garis minimal yang dapat dibentuk
adalah 0,5 mm dengan jarak minimal 1,4 mm.
Batik, recognized by UNESCO as an Indonesian cultural heritage, plays a
crucial role in the national economy and culture. One popular type of batik is batik
cap, which uses canting cap to create motifs. However, the production of canting
cap faces several challenges, such as a lack of regeneration among young artisans,
high copper prices, and production time that depends on the complexity of the
desired motif. In response to these challenges, a study was conducted to develop
canting batik cap production technology using 3D-Printing with Acrylonitrile
Butadiene Styrene (ABS) plastic coated with copper through electroplating
technology.
This study employed a full factorial experimental method to evaluate the
effect of additives and voltage variations in the electroplating process on the quality
of the produced canting batik cap. The additives used were Polyethylene Glycol
(PEG) and chloride ions, with voltage variations of 1,5V, 2V, and 2,5V. The quality
of the electroplating results was assessed based on copper mass deposition and
surface roughness. The Grey Relational Analysis (GRA) method was used to
determine the optimal parameter combination, aiming for high mass deposition and
low surface roughness. The optimal parameter combination was then applied to
canting batik cap with basic motifs of cecek, curves, straight lines, and sawut with
various sizes, and evaluated by experts. Expert evaluations were conducted based
on five criteria: wax penetration, wax thickness, line neatness, line continuity, and
line thickness continuity.
The results showed that the addition of additives and voltage variations
significantly affected surface roughness but did not significantly impact mass
deposition. The optimal parameter combination found was without additives and a
voltage of 2V. According to expert evaluations, the cecek motif showed satisfactory
performance with an average score of 2,93 across all criteria, while the curve and
straight line motifs had the highest average score of 3,33. In contrast, the sawut
motif had a lower average score across all criteria, with an average of 2,4. The
minimum dimensions that can be formed by the plastic-copper coated canting batik
cap are as follows: for the cecek motif, the minimum diameter is 1 mm; for the curve
motif, the minimum diameter is 3 mm with a line thickness of 1,25 mm; for the
straight line motif, the minimum line thickness is 1 mm; and for the sawut motif,
the minimum line thickness is 0,5 mm with a minimum spacing of 1,4 mm.
Kata Kunci : Canting batik cap, 3D-Printing, zat aditif, tegangan, penambahan massa, kekasaran permukaan, full factorial design