Modernisasi Perikanan Tangkap melalui Bantuan Pemerintah kepada Nelayan di Pantai Kuwaru Kabupaten Bantul
YOGYA STEFANUS ALBERT LASUT, Ir. Hery Saksono, M. A
2024 | Skripsi | MANAJ. SUMBER DAYA PERIKANAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bantuan pemerintah, bentuk modernisasi perikanan tangkap, dan kondisi sosial ekonomi nelayan Pantai Kuwaru, Kabupaten Bantul. Lokasi penelitian dipilih dengan metode purposive sampling, sedangkan penentuan responden menggunakan metode snowball sampling. Data lapangan divalidasi dengan Dislautkan DIY dan DKP Bantul. Penelitian melibatkan sembilan responden, terdiri dari delapan nelayan dan satu petugas TPI. Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kepada nelayan Pantai Kuwaru meliputi: (1) Demonstrasi penangkapan ikan dengan dua PMT menggunakan motor 15 PK dan pembangunan tempat pendaratan ikan pada tahun 1997; (2) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) tahun 2001 dalam bentuk bantuan perahu, motor, dan alat tangkap ikan; (3) Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) tahun 2012 dalam bentuk bantuan motor dan alat tangkap ikan; (4) Hibah dari Dislautkan DIY kepada KUB Fajar Arum tahun 2023 berupa alat tangkap ikan dan pelampung; dan (5) Bantuan operasional kepada TPI Kuwaru. Modernisasi perikanan tangkap yang terjadi di Pantai Kuwaru adalah penggunaan alat tangkap ikan yang lebih modern dan aktivitas penangkapan ikan menggunakan PMT. Nelayan Pantai Kuwaru digolongkan sebagai nelayan kecil berdasarkan kepemilikan modal, dengan status sebagai juragan dan ABK. Pembagian kerja terdiri dari juru mudi (tekong) dan ABK, dengan hasil penjualan ikan dibagi 50:50 antara juragan dan nelayan. Harga ikan di TPI Kuwaru sangat dipengaruhi oleh bakul. Saat musim paceklik, nelayan Pantai Kuwaru beralih bekerja di sektor pertanian.
This research aims to determine government assistance, modernization of capture fisheries, and socio-economic conditions of fishermen in Kuwaru Beach, Bantul Regency. The research location was selected using purposive sampling method, while the determination of respondents used snowball sampling method. Field data were validated with Dislautkan DIY and DKP Bantul. The research involved nine respondents, consisting of eight fishermen and one TPI officer. Interviews were conducted using questionnaires. The results showed that government assistance to Kuwaru Beach fishermen included: (1) Demonstration of fishing with two PMTs using a 15 PK motor and construction of a fish landing site in 1997; (2) PEMP in 2001 in the form of boat, motor, and fishing gear; (3) PUMP in 2012 in the form of motor and fishing gear; (4) Grant from the Dislautkan DIY to KUB Fajar Arum in 2023 in the form of fishing gear and buoys; and (5) Operational assistance to TPI Kuwaru. Modernization of capture fisheries that occurs in Kuwaru Beach is the use of more modern fishing gear and fishing activities using PMT. Kuwaru Beach fishermen are classified as small fishermen based on capital ownership, with the status as juragan and crew. The division of labor consists of helmsman (tekong) and crew, with the proceeds of fish sales divided using a 50:50 profit-sharing system between the juragan and fishermen. Fish price in TPI Kuwaru is highly influenced by the basket. During the lean season, Kuwaru Beach fishermen switch to working in the agricultural sector.
Kata Kunci : bantuan pemerintah, Kabupaten Bantul, modernisasi perikanan tangkap, nelayan, Pantai Kuwaru.