Pendekatan Developmental State Dalam Pengembangan Industri Kelapa Sawit: Analisis Komparatif Indonesia dengan Malaysia Periode 1960-1998
SALSABILA YUSRI AFIYA, Dr. Randy Wirasta Nandyatama, S.I.P., M.Sc.
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan InternasionalPenelitian ini menganalisis intervensi pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam pengembangan industri kelapa sawit periode 1960-1998 dengan pendekatan teori Developmental State. Fokus utama penelitian adalah membandingkan strategi dan hasil intervensi kedua negara dalam industri ini, yang kemudian berdampak pada dominasi Malaysia dalam produksi dan ekspor minyak sawit. Dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis komparatif, penelitian ini menemukan bahwa meskipun Indonesia dan Malaysia menggunakan pendekatan developmentalisme yang sama, efektivitas strateginya sangat berbeda karena jenis developmentalisme yang diterapkan berbeda. Indonesia menerapkan Developmentalisme Lama sedangkan Malaysia dengan Developmentalisme Baru. Malaysia lebih berhasil dalam mengembangkan industri sawitnya karena memiliki birokrasi yang lebih efisien dan penggunaan strategi Developmentalisme Baru. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pembuat kebijakan untuk merancang strategi pembangunan industri yang lebih efektif dan berkelanjutan.
This study analyzes the government interventions of Indonesia and Malaysia in the development of the palm oil industry from 1960 to 1998 using the Developmental State theory approach. The main focus of the research is to compare the strategies and outcomes of the interventions by both countries in this industry, which subsequently impacted Malaysia's dominance in palm oil production and export. Utilizing qualitative methods and comparative analysis, this research found that although Indonesia and Malaysia employed the same developmental approach, the effectiveness of their strategies differed significantly due to the different types of developmentalism applied. Indonesia implemented Old Developmentalism, while Malaysia adopted New Developmentalism. Malaysia was more successful in developing its palm oil industry due to having a more efficient bureaucracy and the application of New Developmentalism strategies. The findings of this study can serve as a reference for policymakers in designing more effective and sustainable industrial development strategies.
Kata Kunci : Developmental State, industri kelapa sawit, intervensi pemerintah, Indonesia, Malaysia, kebijakan ekonomi, substitusi impor, export-oriented industry, kualitas birokrasi, pertumbuhan ekonomi