Pra-Desain Gedung Serbaguna Bambu EcoEduwisata Magetan Berdasarkan Iso 22156:2021
RIZAL SIAMIDAR, Dr. Ir. Inggar Septhia Irawati, S.T., M.T., IPM.
2024 | Skripsi | TEKNIK SIPIL
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024 menetapkan
Kabupaten Magetan sebagai bagian dari Koridor Industri Agro dan Koridor
Pengembangan Kota Menengah Kompak. Berdasarkan kebijakan tersebut, pengembangan
Kawasan Eco-eduwisata Hutan Bambu menjadi salah satu bagian penting dalam
rencana pembangunan koridor agro industri. Salah satu aspek penting dari
perencanaan pengembangan ini adalah pembangunan gedung serbaguna menggunakan
bambu petung (Dendrocalamus asper) sebagai struktur utama. Bambu petung
dipilih karena ukurannya yang ideal, karakteristik mekanik yang tinggi, dan
keunggulan dalam kuat tekan serta ketebalan dinding bambu.
Gedung serbaguna tersusun atas 2
massa yang masing-masing memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi sebesar 27,3
m, 20,5 m, dan 14,0 m untuk gedung massa 1 serta panjang, lebar, dan tinggi sebesar 19,48 m,
15,66 m, dan 6,89 m untuk gedung massa 2. Bambu petung yang digunakan memiliki
diameter 10 cm yang disusun sesuai kebutuhan banyak batang dan mempertimbangkan
bentuk sambungannya. Sambungan utama menggunakan sambungan baut dengan diameter
8, 10, dan 12 mm yang ukurannya disesuaikan sesuai kebutuhan. Pada sambungan
kemudian diisi mortar dengan kuat tekan 10 MPa. Pengisian mortar pada sambungan
bertujuan untuk menahan gaya geser, karena gaya geser bambu yang lemah.
Analisa gaya dalam struktur
menggunakan software SAP2000 dengan mengikuti acuan ISO 22156:2021. Dari
hasil perancangan diketahui bambu dapat digunakan sebagai material utama
konstruksi untuk bangunan gedung serbaguna karena memiliki daya dukung terhadap
beban yang bekerja. Selain itu pada pengecekan batas lendutan menunjukkan bahwa
lendutan yang terjadi berada di bawah batas yang ditetapkan sehingga struktur
yang dihasilkan dapat memberikan rasa nyaman pada pengguna.
The East Java Provincial Medium-Term Development Plan (RPJMD) for the
period 2019-2024 designates Magetan Regency as part of the Agro-Industry
Corridor and the Compact Medium-Sized City Development Corridor. Based on this
policy, the development of the Bamboo Forest Eco-Education Tourism Area becomes
a crucial component of the agro-industrial corridor development plan. An
essential aspect of this development planning is the construction of a
multipurpose building using petung bamboo (Dendrocalamus asper) as the main
structural material. Petung bamboo is selected for its ideal size, high
mechanical characteristics, and advantages in compressive strength and bamboo
wall thickness.
The multipurpose building consists of two masses, each with dimensions of
27,3 m length, 20,5 m width, and 14,0 m height for mass 1, and 19,48 m length,
15,66 m width, and 6,89 m height for mass 2. Petung bamboo with a diameter of
10 cm is used and arranged according to the required number of stems and
considering their connection shapes. The main connections employ bolt connections
with diameters of 8, 10, and 12 mm, adjusted according to needs, and filled
with mortar with a compressive strength of 10 MPa to withstand shear forces, as
bamboo has weak shear strength.
Structural force analysis is conducted using SAP2000 software following
ISO 22156:2021 standards. The design results demonstrate that bamboo can be
effectively used as the main construction material for the multipurpose
building due to its load-bearing capacity. Additionally, deflection checks
indicate that deflections remain below the specified limits, ensuring that the
resulting structure provides comfort for its users.
Kata Kunci : Gedung Serbaguna; Bambu Petung; ISO 22156:2021; SAP2000; Sambungan Baut