Laporkan Masalah

ANALISIS KEBUTUHAN KAYU BAKAR UNTUK INDUSTRI GENTING (Studi Kasus Di Desa Ngranti, Kab. Tulungagung, Jawa Timur)

PUNJUNG DWI ATMOJO, Ir. Djuwadi, Ms.

2007 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Kayu bakar merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, khususnya dalam industri pembuatan genting. Perkembangan kebutuhan kayu dipengaruhi oleh pertambahan penduduk dan pertambahan kebutuhan genting untuk pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah genting yang dibakar dan jumlah kayu yang dibutuhkan, menemukan persamaan untuk menaksir jumlah kebutuhan kayu bakar, dan mengetahui asal kayu dan jenis kayu bakar yang disukai oleh industri genting. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi dan metode deskriptif. Datadata yang dikumpulkan yaitu kapasitas tungku dan konsumsi kayu bakar dalam sekali pembakaran, informasi asal dan cara mendapatkan kayu, cara pembuatan genting, pemasaran, dan permasalahan yang timbul, yang kemudian dianalisis secara deskriptif dan regresi linier. Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, pencatatan langsung, dan wawancara dengan responden. Penelitian dilakukan terhadap seluruh industri yang ada, yaitu 160 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua industri genting yang ada di Desa Ngranti menggunakan kayu sebagai bahan bakar utamanya, dan jenis kayu yang paling disukai adalah akasia. Kayu bakar didapat dari Kecamatan Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, dan Kalidawir, dengan cara membeli pada pedagang kayu. Dalam sekali proses pembakaran rata-rata membakar sebanyak 5.000 sampai 8.000 genting dan menghabiskan kayu bakar 8,47 m3 • Besarnya konsumsi kayu bakar untuk seluruh industri genting di Ngranti selama satu tahun terakhir sebesar 20. 771.33 m3 • Kapasitas tungku berkorelasi positifterhadap konsumsi. Persamaan untuk memprediksi kebutuhan kayu bakar yaitu Y = 1,845 + 0,001 G. Usaha untuk mempertahankan ketersediaan kayu bakar dilakukan dengan mempertahankan dan meningkatkan produksi kayu bakar, penghematan penggunaannya, dan peralihan ke jenis bahan bakar lain.

Wood is one of the energy resource that most used by people, especially in roof-tile industry. The wood needs are influence by people increase and roof-tile needs increase for housing. The purpose of this research is to get the relation of amount of roof-tile that burned and the amount of wood that needed, get the formula to measure how much wood needed, and know where the wood come from and what kind of wood that likes by roof-tile industry owners. This research use evaluation and descriptive methods. The data is fireplace capacity and wood consumption in once burn, the information of where and how to get wood, how to make roof-tile, market distribution, and what the problem, and then analyzed by description and linear regression. The data got by observation, record, and interview with respondent. The research takes from all of industries, that is 160 industries. The result of this research show that all of roof-tile industries in Ngranti Village use wood as primary fuel, and the kind of wood that's liked is Accacia sp. The industries geting wood from Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, and Kalidawir Sub district by buy to wood sellers. Generally, in once burning process of 5.000 till 8.000 roof-tile consume 8,47 m3 wood. In one year latest, all of industry in Ngranti consume wood about 20.771.33 m3 • Fireplace capacity have positive correlation to consumption. The formula to predict wood needed is Y = 1,845 + 0,001 G. The effort to defend the availability of wood is to defend and increase the wood production, economize use, and change to the other alternative fuel.

Kata Kunci : Kayu bakar, industri genting.

  1. Abstract.pdf  
  2. Bibliography.pdf  
  3. Table_of_Content.pdf  
  4. Title.pdf