Pengaruh Human Capital terhadap Keuntungan Usaha Tani Bawang Merah di Kabupaten Bantul
RAHEL ANGELIA F BUTAR-BUTAR, Dr. Hani Perwitasari, S.P., M.Sc. ; Arini Wahyu Utami, M.Sc., Ph.D.
2024 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)
Human Capital (modal manusia) merupakan aset yang ada pada diri petani dalam menjalankan usaha taninya. Apabila human capital dikelola dengan baik, maka akan dapat meningkatkan keuntungan usaha tani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui human capital petani bawang merah, keuntungan usaha tani bawang merah, dan pengaruh human capital dan faktor lainnya terhadap keuntungan usaha tani bawang merah di Kabupaten Bantul. Data yang digunakan bersumber dari data primer dan sekunder. Penentuan responden pada penelitian ini menggunakan metode quota sampling sejumlah 60 orang petani bawang merah yang ada di Kabupaten Bantul. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis human capital menggunakan nilai Human Capital Index (HCI), analisis usaha tani untuk mengetahui keuntungan usaha tani, dan analisis regresi berganda berupa Ordinary Least Square (OLS) untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keuntungan usaha tani bawang merah di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Human capital petani bawang merah di Kabupaten Bantul berada di kriteria sedang dengan nilai Human Capital Index (HCI) sebesar 0,42. Petani dengan human capital kriteria sedang mungkin telah memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan dalam usaha tani bawang merah, namun belum mencapai tingkat keahlian yang tinggi atau khusus dalam bidang tertentu, (2) Keuntungan usaha tani bawang merah di Kabupaten Bantul bernilai positif atau mengalami keuntungan, yaitu sebesar Rp12.981.468,40, dan (3) Apabila faktor human capital (pendidikan, pengalaman usaha tani, frekuensi penyuluhan), luas lahan, harga bibit yang dinormalkan, harga pupuk yang dinormalkan, dan upah TKLK yang dinormalkan ditingkatkan, maka keuntungan usaha tani bawang merah juga akan meningkat. Apabila faktor human capital (usia) dan harga pestisida yang dinormalkan ditingkatkan, maka akan menurunkan keuntungan usaha tani bawang merah.
Human capital is an asset that the farmer possesses in carrying out his or her farming business. If human capital is well managed, then it will be able to increase farmers' profits. This research was aimed to know the human capital of shallot farmers, the profits of shallot farming, and the influence of human capital and other factors on the profits of shallot farming in Bantul Regency. The data used comes from primary and secondary data. Determination of respondents in this study using quota sampling method of a number of 60 shallot farmers in Bantul Regency. The data analysis methods used are human capital analysis using Human Capital Index (HCI) values, farm enterprise analysis to determine shallot farming profits, and double regression analysis of Ordinary Least Square (OLS) to identify factors that affecting shallot farming profits in Bantul Regency. The results of the study show that (1) Human capital of shallot farmers in Bantul Regency are in the medium criteria with a Human Capital Index (HCI) of 0,42. Farmers with medium human capital criteria are likely to have had a base of knowledge and skills in the undertaking of shallot farms, but have not achieved a high level of expertise or specialization in a particular field, (2) The profits of shallot farming in Bantul Regency are positive or profitable, i.e Rp12.981.468,40, and (3) If human capital factors (education, farming experience, frequency of counseling), land area, normalized seed prices, normalized fertilizer prices, and normalized of out of family workforce wages are increased, then the profits of shallot farming will also increase. If the human capital factor (age) and normalized pesticide prices are increased, it will reduce the profits of shallot farming.
Kata Kunci : Bawang merah, human capital, keuntungan