Analisis Kesiapan Penerapan Electronic Medical Record Melalui Metode DOQ-IT pada Puskesmas Jurangombo dan Puskesmas Kerkopan Kota Magelang
Agustina Wulansari, Dr. Savitri Citra Budi, S.K.M., M.P.H.
2024 | Tugas Akhir | D4 MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Latar Belakang : Penilaian kesiapan pada tahap awal penerapan rekam medis elektronik (RME) perlu dilakukan, karena membantu identifikasi proses dan skala proiritas guna optimalisasi penerapan RME. Puskesmas Jurangombo dan Puskesmas Kerkopan sudah menerapkan SIMPUS. Hal ini membuka peluang untuk pengembangan sistem informasi menuju penerapan RME. Dengan itu diperlukan analisis kesiapan penerapan RME secara menyeluruh.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan penerapan RME di Puskesmas Jurangombo dan Puskesmas Kerkopan Kota Magelang dilihat dari empat komponen kesiapan, yaitu sumber daya manusia, budaya kerja organisasi, tata kelola kepemimpinan, dan infrastruktur.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan cross sectional survey. Data dikumpulkan melalui lembar kuesioner yang dibagikan kepada seluruh pegawai Puskesmas Jurangombo dan Puskesmas Kerkopan. Analisis kesiapan menggunakan instrument penilaian DOQ-IT.
Hasil : Kesiapan sumber daya manusia di Puskesmas Jurangombo dan Puskesmas Kerkopan berada pada area sangat siap dalam penerapan RME, hal ini menunjukkan pemahaman yang kuat akan pemanfaatan RME. Namun terdapat kelemahan yang masih dapat ditingkatkan melalui program pelatihan yang terstruktur. Budaya kerja organisasi juga berada pada area sangat siap, dengan pemahaman terhadap perubahan alur kerja. Kesiapan tata kelola dan kepemimpinan sudah sangat siap, namun perlu adanya peningkatan komitmen pemimpin untuk mendukung pengelolaan TI. Komponen infrastruktur juga berada pada area sangat siap, dengan kapasitas peralatan teknologi informasi yang kuat dan potensi keberhasilan penerapan RME yang tinggi.
Kesimpulan : Puskesmas Jurangombo memperoleh skor 115,7 dan Puskesmas Kerkopan memperoleh skor 109,7 dari maksimal skor 145. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas Jurangombo dan Puskesmas Kerkopan Kota Magelang Sangat Siap dalam penerapan rekam medis elektronik.
Background : Analysis of readiness in the
early phases of electronic medical records (EMR) should be done since it
contributes to identifying processes and scales of provision to improve EMR
implementation. Jurangombo Primary Health Care and Kerkopan Primary Health Care
(PHC) have implemented SIMPUS. This opens up opportunities for developing
information systems towards implementing EMR. This requires a comprehensive
analysis of EMR implementation readiness.
Objective : This research aims to determine
the readiness to implement EMR at the Jurangombo PHC and Kerkopan PHC based on
four components of readiness: human resources, organizational work culture,
governance and leadership, and infrastructure.
Methods : This type of research is
quantitative research with a cross-sectional survey. Data was collected through
questionnaires distributed to all employees of the Jurangombo PHC and Kerkopan PHC.
Readiness analysis using the DOQ-IT assessment instrument.
Results : The readiness of human resources
at the Jurangombo PHC and Kerkopan PHC are in a very ready area for
implementing EMR, indicating a solid understanding of its benefits. However,
weaknesses can still be improved through a structured training program. The
organizational work culture is also in a very ready area, with an understanding
of changes in workflow. Governance and leadership readiness are pretty ready,
but there is a need for increased leader commitment to support IT management.
The infrastructure is also in a very ready area, with a strong capacity for information
technology equipment and high success potential.
Conclusion
: Jurangombo PHC received a score of 115.7 and Kerkopan PHC received a score of
109.7 out of a maximum score of 145. This shows that Jurangombo PHC and
Kerkopan PHC, Magelang City are very ready to implement Electronic Medical
Records.
Kata Kunci : rekam medis elektronik, kesiapan, DOQ-IT, puskesmas, budaya kerja